Dokter di RSUD Arifin Achmad Diduga Lakukan Mal Praktik

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Dokter gigi di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, diduga melakukan mal praktik. Pasalnya, sudah 23 hari sejak cabut gigi, kebas di mulut pasien tak kunjung hilang. Keluarga pasien berencana melaporkan hal ini ke Polda Riau.
Dugaan mal praktek ini dialami Khairul Adha (26), warga Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan. Kepada Haluan Riau, Rabu (2/3), ia mengatakan, awalnya, Januari lalu, ia merasakan sakit gigi. Ia kemudian berobat ke Klinik Harapan Bunda, Pangkalan Kerinci dengan menggunakan BPJS. Melihat kondisi penyakit yang dialami pasien, dokter di Klinik Harapan Bunda merujuk pasien ke RSUD Selasih, Pangkalan Kerinci.
Karena harus memperoleh tindakan khusus, dokter di RSUD Selasih, Pangkalan Kerinci, 18 Januari kemudian merujuk pasien ke spesialis bedah mulut di RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru. Pasien kemudian ke RSUD Arifin Achmad. di RUSD Arifin Achmad ini, Poli Bedah Mulut hanya buka pada hari Senin, Kamis dan Sabtu.
Pasien mendatangi Poli Bedah Mulut sebanyak dua kali, namun tidak mendapat tindakan apa-apa dengan alasan dokter tidak ada di tempat, kunjungan kedua disebutkan kalau alat rusak. Baru pada tanggal 11 Februari, pasien mendapat tindakan, namun bukan dokter spesialis bedah mulut, melainkan dokter gigi yang bernama Fitri. Dokter Fitri kemudian mencabut gigi pasien.
Namun enam hari pasca gabut gigi, pasien masih mengalami kebas di mulut, pasien tidak merasakan apa-apa pada bagian mulut dan bibirnya. Sesuai prosedur BPJS, pasien kemudian mendatangi dokter di Klinik Harapan Bunda, Pangkalan Kerinci, mengeluhkan sakitnya ini. dokter gigi di Klinik Haran Bunda, terkejut mengapa kebasnya belum hilang.
Menurut dokter tersebut, biasanya, paling lama 1 hari kebasnya sudah hilang.
Karena itu, dokter di Klinik Harapan Bunda, kemudian merujuk kembali pasien ke RSUD Selasih. di RSUD ini, dokter Evalin tempat pengecekan sebelumnya, juga menyatakan keterkejutannya atas yang dialami pasien. "Kok tak dijahit ya? kan dalam juga bekas cabut giginya, minimal satu jahitanlah," ujar dokter Evalin, seperti ditirukan pasien.
Dokter RSUD Selasih kemudian merujuk kembali pasien ke RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru, ke dokter spesialis bedah mulut pada tanggal 18 Februari 2016. Dalam rujukannya tersebut, dokter di RSUD Selasih meminta dokter spesialis bedah mulut untuk melakukan pengecekan terhadap keluhan pasien pasca tindakan cabut gigi sebelumnya.
Atas rujukan ini, pasien kemudian kembali ke RSUD Arifin Achmad,Pekanbaru. Pasien kemudian menanyakan mengapa kebasnya belum hilang.
Dokter Fitri kemudian menemui dokter masrial menyampaikan keluhan. namun dokter Masrial tidak melihat hasil tindakan yang dilakukan oleh dokter Fitri. "Bahkan saya memohon kepada dokter Masrial agar melihat kondisi mulut saya pasca pencabutan gigi oleh dokter gigi tersebut. Namun dokter Masrial tetap tidak mengacuhkannya dan mengatakan itu hal biasa.
Kepala RSUD Arifin Achmad, Nurzelli, ketika dikonfirmasi wartawan, berjanji akan menanyakannya kepada dokter yang bersangkutan, namun hingga saat ini pasien tak kunjung dihubungi untuk dilakukan pemeriksaan kembali. "Saya sedang di luar kota nanti saya cek. tapi kata dokternya pengalaman pribadinya kebasnya bisa hilang sampai 2 bulan," ujar Nurzelli.
Sementara Keluarga pasien, Hasran, Rabu (2/3), menyatakan jika dalam beberapa hari ini tidak juga ada tindakan dari RSUD Arifin Achmad, maka pihak keluarga akan segera melaporkannya ke Polda Riau. "Ini tidak bisa dibiarkan, perlakuannya sudah keterlaluan, akan kami laporkan ke Polda Riau atas peristiwa yang kami alami ini," ujarnya.***