Yoserizal Dorong Daerah Bentuk BPAD
Pekanbaru (riaumandiri.co)-Pemerintah Provinsi Riau, melalui Badan Perpustakaan arsip dan dokumen (BPAD), terus melakukan pembinaan dan pengembangan perputakan dan kearsipan, kepada seluruh dinas Perpustakaan dan arsip Kabupaten Kota, dalam upaya untuk lebih menunjang pengembangan budaya Daerah.
Kepala BPAD Riau, Yoserizal Zein, mengatakan, perlu ada sinergi antara BPAD Riau dan Daerah untuk menunju kearifan lokal dan penguataan kelembagaan perpustakaan dan dokumen di Provinsi Riau, serta memasyarakat kan budaya gemar membaca dan belajar.
"Kita ingin menyelaraskan dan menyerasikan kegiatan di bidang perpustakaan, agar semua program kabupaten/kota dapat sinergi dengan provinsi dan pusat," ujar Yoserizal, kepada seluruh pesera rapat koordinasi BPAD Riau, bersama Kabupaten Kota, Selasa (1/3), di Hotel Pangeran, Pekanbaru.
Dijelaskan Yose, selain menselaraskan program, pihaknya juga memberikan pengaarahaan kepada daerah bagaimana mengembangkan dan mempertahankan budaya melayu menjadikannya wajib masuk dalam kearifan lokal.
"Kalau kita menelik visi Riau pada tahun 2020, tentunya ada kewajiban kita untuk mengembangkan budaya melayu dan menjalankannya. Untuk menuju Riau sebagai pusat kebudayaan melayu ditahun 2020," jelas Yose.
Pada kesempatan tersebut mantana kepala Biro Humas ini juga menegaskan kepada Pemerintah Ka bupaten Kota, agar membentuk satu badan perpustakaan.
Sejauh ini baru Bengkalis dan Kota Pekanbaru yang memiliki badan perputakaan. Sedangkan daerah lain masih kantor, bahkan Kabupaten Kuansing belum memilikinya.
"Kalau kita ingin membudidayakan perpustakaan sudah seharusnya dibentuk badan. Masak untuk pengelolaan perpustakaan hanya dijabat pejabat eselon III. Kuansing apalagi eselon IV. Bagaimana kita mau mengembangkan perpustakaan sebagai tempat untuk menambah ilmu," ungkap Yose.
Sementara itu, ketua Komisi E DPRD Riau, Masnur, yang juga hadir pada rakor tersebut mengatakan, sangat penting bagi daerah memiliki perpustakaan.
Jika ada satu daerah yanh tidak memiliki perpustakaan, pemimpinnya perlu dipertanyakan keseriusannya dalam mencerdaskan anak bangsa.
"Di perpustakaan ini kita bisa menemukan ber bagai buku, diperpustakaan anak-anak maupun pelajar, mahasiswa bisa belajar menambah ilmu pengetahuan di luar sekolah. Kelewatan kalau ada daerah yang tidak memiliki perpustakaan," tegas Masnur.
Dikatakan Politisi partai Golkar ini, selain perpustakaan, suatu daerah juga harus memiliki Arsip dan dokumen. Karena arsip ini sangat penting bagi kepentingan daerah dan kepentingan pemimpin. Arsip akan menjadi alat bukti, bagaimana sejarah bisa terjadi.
"Arsip dan dokumen bisa menjadi alat bukti yang outentik. Arsip ini bisa menaikkan dan menjatuhkan seorang pemimpin, dengan adanaya bukti outentik kita bisa mengetahui bagaimana sejarah terjadinya Riau ini, bagaimana terjadinya Kabupaten Kota dan para pemimpin di daerah," tambah Masnur.
Akreditas A
Ditambahkan kepala BPAD Riau, Yoserizal Zein, pada tahun 2016 ini, untuk pertama kalinya setelah perpustakaan Soeman HS berdiri, baru mendapatakan akreditas 'A' dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI. Ini merupakan prediket tertinggi diberikan pusat, sejak berdirinya Pustaka Soeman HS.
"Alhamdulillah, apa yang kita cita-citakan tercapai juga,"katanya.
Dia mengaku, jika sertifikat yang diteken oleh Kepala Perpusnas RI, Hj Sri Sularsih itu, sudah dikeluarkan sejak 22 Desember 2015 lalu. Namun baru diterima pada tahun 2016 ini. Yoserizal mengatakan, jika selama ini Pustaka Soeman HS, belum pernah mendapatkan sertifikat kategori 'A'. "Ini yang pertama kalinya kita raih,"jelasnya.
Pada kesempatan itu, Yoserizal mengakui, jika keberhasilan Pustaka Soeman HS meraih akreditasi A ini, berkat dukungan Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman. Termasuk, seluruh Masyarakat Riau dan pihak-pihak yang selama ini mendukung pengembangan perpustakaan di Riau. ***