Bendungan Mosul Diambang Keruntuhan
MOSUL (riaumandiri.co)- Pemerintah Irak dan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Baghdad telah mengumumkan peringatan penting akan kemungkinan runtuhnya bendungan Mosul yang mengakibatkan banjir bandang setinggi 20 meter di jalur sepanjang Sungai Tigris yang membahayakan jutaan jiwa.
Perdana Menteri Irak Haider al Abadi mengeluarkan pernyataan pada Minggu malam, (28/2) mendesak warga Mosul, kota terbesar kedua di Irak yang berjarak sekira 40 kilometer sebelah selatan bendungan untuk pindah setidaknya sejauh 5 kilometer dari sungai.
Peringatan ini sekaligus menunjukkan perubahan sikap Baghdad yang selama bertahun-tahun mengabaikan ancaman keruntuhan bendungan.
Kedutaan Besar AS di Irak juga mengeluarkan peringatan senada, mengimbau warga untuk melakukan evakuasi dari jalur banjir Tigris. Peringatan itu menegaskan bahwa bahaya runtuhnya dam sebagai sesuatu yang serius dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Kota-kota lain seperti Tikrit, Samarra, dan Baghdad juga berada di jalur yang berpotensi dilalui banjir bandang.
Demikian dilaporkan The Guardian, Selasa (1/3).
Bendungan Mosul adalah bendungan terbesar di Irak yang dibangun pada masa pemerintahan Saddam Hussein di 1980-an.
Sejak mulai dibangun, para ahli geologi telah memperingatkan bahwa bendungan memiliki masalah struktural karena dibangun di atas bebatuan yang lemah, dan larut dalam air seperti gipsmu dan anhydrite, namun Pemerintah Irak saat itu tidak memedulikannya dan melanjutkan pembangunan.
S
Sebuah laporan yang dibuat ahli geologi dari Irak dan Swedia tahun lalu menyebut bendungan Mosul sebagai bendungan paling berbahaya di dunia. Mereka mengatakan tidak mengerti bagaimana bangunan itu bisa dibuat dan pembangunan bendungan itu merupakan sebuah “misteri” dari sisi geologi.
“Semua penelitian menunjukkan kekhawatiran yang jelas akan begitu luasnya formasi batuan yang terlarut air yang dapat merusak keamanan sebuah bendungan tinggi dengan simpanan air yang besar seperti bendungan Mosul,” demikian tertulis dalam laporan tersebut.
Sebenarnya, Februari lalu Pemerintah Irak telah memberikan kontrak dengan perusahaan Italia, Trevi untuk memperbaiki dan merawat bendungan tersebut, namun membutuhkan waktu hingga beberapa pekan ke depan sampai kontrak tersebut ditandatangani.
Sebuah model memperkirakan bendungan Mosul dapat memuntahkan air setinggi 21 meter dalam beberapa jam setelah jebol. Kota-kota di sepanjang aliran Sungai Tikrit dapat diserbu banjir dalam waktu 24 sampai 72 jam setelah jobolnya bendungan.(okz/ara)