Harga Karet Terus Turun
PASIRPENGARAIAN (riaumandiri.co)-Harga karet terus turun. Kondisi ini kian membuat kehidupan para petani karet di Kabupaten Rokan Hulu. Sementara hingga kini belum ada solusi dari pemerintah terkait masalah ini.
Disampaikan salah seorang tokoh masyarakat Rambah, Lahuddin Lubis, di kediamannya Pasirpengaraian, Selasa (1/3) harga getah karet pekan ini turun Rp1 ribu per kilogram.
"Kalau pekan lalu kami masih bisa menjual Rp5 ribu per kilogram, kini harganya hanya Rp4 ribu per kilogram, jadi kami mau makan apalagi. Apakah pemerintah tidak mau memperhatikan nasib kami, pemerintah ini kayak tutup mata saja," tuturnya dengan nada sendu.
Lanjutnya, dirinya meminta kepada Bupati Rohul agar mencari solusi bagaimana harga komoditi sawit dan karet bisa normal kembali. "Tolonglah ekonomi masyarakat ini, khususnya petani karet diperhatikan, kemarin katanya akan ada solusi jika harga karet anjlok, namun faktanya tak ada sama sekali," kesalnya.
"Apakah Pemerintah membiarkan kami petani karet ini kelaparan, sebab jika dilihat dari hasil penjualannya, tidak sebanding lagi dengan bahan yang akan dibeli seperti beras, minyak goreng dan lainnya," ulasnya.
Salah seorang warga Desa Menaming, Kecamatan Rambah, Imam, mengaku sudah memberhentikan anaknya sekolah, karena tidak sanggup lagi untuk mendanainya. Meski pemerintah menyebut pendidikan gratis tapi masih uang SPP bulanan juga masih dibayar, belum lagi bayar ini dan itunya.
"Kami tak sanggup lagi menyekolahkan anak,hanya dengan punya kebun karet, sebab harganya seperti ini kami tak bisa berbuat apa, anak-anak pun terpksa diberhentikan sekolah," gumamnya terlihat di pelupuk matanya merona.
Harga Karet Dunia Sementara itu Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Kadiskoperindag), Tengku Rafli Armen, mengakui penyebab anjloknya harga getah dipengaruhi harga karet dunia.
Solusinya telah disampaikan kepada para petani supaya memperbaki mutu dari produksi mereka. "Tapi gimanalah solusinya lagi memang begitu harga di pasar dunia," cetusnya.
Namun Bupati Rohul sempat membuat untuk menalangi harga getah tersebut, jika harganya di bawah Rp10 ribu, jelas Rafli Armen, itu sudah dikonsultasikan tapi ternyata program itu tidak dibolehkan dalam aturan hukum.
"Gak boleh Pemda Rohul membuat dana talangan tersebut, karena melanggaran aturan keuangan," tutup Rafli Armen yang juga Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Rohul.(yus)