Masyarakat Pilih Kerja Tambang Liar
TELUK KUANTAN (riaumandiri.co)- Sejak harga karet anjlok beberapa tahun terakhir, membuat sebagian besar petani karet memilih bekerja jadi penambang liar, seperti yang terjadi di daerah Kuantan Hilir Seberang. Masyarakat saat ini sudah cukup sulit diingatkan, meskipun pekerjaan tersebut dilarang dan melanggar hukum.
Karena memang bekerja menjadi penambang liar penghasilan yang diterima cukup menjanjikan demi memenuhi kebutuhan hidup bila dibandingkan bekerja menyadap karet dengan harga karet yang anjlok saat ini.
Hal tersebut juga diakui anggota DPRD Kuansing, Mutiara, saat bincang-bincang dengan Haluan Riau, Senin (29/2). "Karena faktor kebutuhan hidup yang tinggi, makanya banyak masyarakat beralih menjadi pekerja tambang liar. Kita ikut prihatin dengan kondisi sekarang, harga karet tak naik-naik, sementara kebutuhan hidup makin tinggi," ujar anggota DPRD Kuansing, Mutiara.
Masyarakat sudah sulit untuk diingatkan, karena tingginya kebutuhan hidup, sementara harga komiditi karet murah, mereka memilih kerja di tambang liar. "Tentunya kita berharap harga komoditi karet yang menjadi komoditi unggulan di Kuansing bisa naik, karena memang ketergantungan masyarakat akan karet ini sangat besar. Cukup banyak petani yang meninggalkan pekerjaan menyadap karet, karena rendahnya harga karet saat ini pecah dari Rp5 ribu perkilo.
Masalah ini diharapkan menjadi perhatian serius semua pihak terutama pemerintah," ujarnya.(rob)