Kagumi Rancangan Jangka Pandang Siak
SIAK (riaumandiri.co)-Direktur Kebudayaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Ade F Meliala mengatakan, salut dengan rencana jangka panjang yang dibuat Pemerintah Kabupaten Siak di bawah naungan Bupati Syamsuar. Khususnya dalam menjaga tradisi dan budaya yang ada di ‘Negeri Istana’ di tengah era modernisasi Siak membangun dan mengembangkan pariwisata berbasis kebudayaan Melayu.
"Ini luar biasa, banyak orang yang hanya berfikiran jangka pendek soal pengembangan pariwisata. Paling lima tahun. Ini tidak. Bapak berfikir jauh ke depan. Saya salut,” kata perempuan ini saat menggelar pertemuan di Zamrud Room Komplek Rumah Dinas Bupati Siak di Jalan Raja Kecik, Siak Sri Indrapura, Kamis (25/2) malam.
Ade yang sudah dua kali datang ke Siak ini menyebutkan lagi, dia bersama rombongan sudah keliling Kota Siak. Kota Siak dalam kunjungannya yang kedua ini semakin indah dan memiliki roh untuk lebih maju lagi dari yang saat ini.
Sebelumnya, Bupati Syamsuar sempat cerita panjang lebar soal asal mula kerajaan Siak yang dibangun pertama kali oleh Raja Kecik tahun 1723 silam. Bupati juga cerita potensi besar yang ada di Kabupaten Siak yang bisa dijual hingga ke mancanegara. Ada peninggalan sejarah Istana Siak, Tangsi Belanda, Gudang Mesiu, sejumlah museum, makam para raja dan sederet peninggalan sejarah lain.
Siak juga punya sejumlah tasik dan hutan alam. Seperti, Cagar Biosfer, Suaka Margasatwa Zamrud dengan danau unik yang punya pulau yang bisa berpindah-pindah.
"Kami sudah mengusulkan kawasan ini menjadi Taman Nasional Zamrud. Mudah-mudahan segera terwujud. Sebab, di zaman Presiden SBY persis saat meresmikan jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah, kawasan ini sudah diresmikan sebagai Taman Nasional Zamrud. Tapi secara administrasi sampai sekarang belum kelar,” katanya.
Jika kelak menjadi Taman Nasional, terang Bupati, potensi yang ada di sana bisa digarap maksimal sebagai Kawasan Ekowisata dan Konservasi yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Jika sudah jadi taman nasional, Pemkab Siak akan bisa membuat zonasi.
Lantas ada lagi objek wisata buatan semacam sumur minyak bersejarah di Minas dan Pusat Latihan Gajah (PLG) di Minas yang berdekatan dengan Taman Hutan Raya (Tahura).
"Makanya saya bilang sama banyak orang. Di Siak mau sebentar apa mau lama? Mau sebentar kami punya sumur minyak bersejarah dan PLG tadi. Sangat dekat dengan Pekanbaru,” katanya.
Guna mengembangkan semua potensi tadi, Pemkab Siak, kata Syamsuar, sudah membuat grand desain pengembangan kebudayaan Melayu. Ini sengaja dibuat supaya saat berganti pimpinan, rencana pengembangan kebudayaan tadi tidak berubah.
Pembenahan-pembenahan, kata Syamsuar, juga sudah dilakukan. Mulai dari restorasi tempat-tempat bersejarah tadi, pembinaan kampung-kampung adat, memasukkan kurikulum kebudayaan melayu di sekolah, hingga pembangunan dan penataan sejumlah museum sudah dilakukan.
"Kami lakukan semuanya berbasis kebudayaan. Ini juga sejalan dengan misi Pemprov Riau,” katanya.(adv/humas)