Akhir Tahun, Bunga Kredit Bank Harus Single Digit
JAKARTA (riaumandiri.co)-Pemerintah bersama otoritas keuangan dalam negeri berharap bisa mendorong bunga kredit perbankan turun pada tahun ini. Harapannya, bunga kredit bank bisa berada di bawah 10 persen alias single digit. Dengan demikian, diharapkan aktivitas perekonomian di Tanah Air bisa menjadi lebih bergerak dan bisa bersaing dengan negara lain, khususnya di kawasan ASEAN.
Menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, saat ini bunga kredit perbankan Indonesia masih menjadi yang paling tinggi di kawasan ASEAN.
Akhir
"Target kita harus single digit. Jadi sebelum akhir tahun harus single digit. Ini yang krusial karena sekarang kita sudah satu pasar (MEA). Setidaknya, bunga pinjaman kita itu bisa setara dengan bunga pinjaman di negara ASEAN lain. Kalau tidak, harga jual produk kita akan tetap tinggi, karena dari pinjaman saja itu cost-nya sudah lebih tinggi," ujarnya, Kamis (25/2).
Untuk mencapai target itu, pemerintah bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) mencoba merumuskan insentif dalam mendorong turunnya suku bunga perbankan dalam negeri.
Saat ini banyak bunga simpanan di bank yang sangat tinggi, sehingga mau tidak mau bunga kreditnya pun terkerek tinggi. Namun menurut Rini, bunga tinggi itu biasanya simpanan milik pemerintah dan BUMN itu sendiri.
Hal senada juga disampaikan Wapres Jusuf Kalla. Menurutnya, masih tingginya bunga kredit di Indonesia, membuat pelaku ekonomi di Tanah Air sulit bersaing dengan negara-negara lain.
"Untuk bersaing, Indonesia harus lebih efisien. Kita tahu bunga kredit Indonesia saat ini tertinggi di Asia," ujarnya dalam Diskusi Tingkat Tinggi, The Economist Event's Indonesia Summit 2016 di Hotel Shangri La, Jakarta, Kamis kemarin.
Saat ini, tambahnya, suku bunga kredit di Indonesia masih tinggi mencapai 10 hingga 12 persen. Untuk bisa bersaing di negara-negara ASEAN, suku bunga kredit harus ditekan. Pemerintah menargetkan, suku bunga kredit di Indonesia bisa mencapai single digit di tahun depan.
"Agar lebih efisien, kami punya program, tahun depan harus single digit. Kami yakin bisa mencapai itu," ujarnya.
Untuk mencapai single digit, sangat tergantung oleh kebijakan pemerintah dan kerjasama dengan berbagai pihak terkait seperti Bank Indonesia (BI).
"Bank Indonesia telah mengumumkan BI Rate telah diturunkan. Dan kami sangat menghargai itu. Penurunan bunga membuat beban industri kita lebih ringan. Yang tadinya mengandalkan pinjaman luar negeri, bisa mulai beralih ke perbankan nasional karena bunganya lebih rendah. Industri akan lebih efisien," jelasnya.
Hal senada juga dilontarkan Kepala OJK, Muliaman. Dikatakan, dalam waktu dekat, pihaknya akan menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Tentang Insentif dalam Rangka Peningkatan Efisiensi.
Bagi perbankan yang mampu melakukan efisiensi melalui penyesuaian margin, OJK akan memberikan insentif. Melalui kebijakan tersebut, suku bunga kredit ditargetkan bisa ditekan serendah mungkin.
"Harus terintegrasi bareng-bareng antara OJK, BI, kemudian juga kementerian. Nanti pokoknya akhir tahun single digit," ujarnya.
Dengan berbagai efisiensi tersebut, kata Muliaman, perbankan bisa menerapkan penyesuaian suku bunga kredit. Jika bunga kredit rendah, secara otomatis penyaluran kredit bisa menjadi lebih besar. Keuntungan perbankan pun bisa meningkat. (dtc, sis)