KBRI-KJRI di Luar Negeri Hati-Hati Urus Visa
JAKARTA (riaumandiri.co)- Meningkatnya perhatian dunia terhadap kasus terorisme membuat Indonesia mengimbau perwakilan mereka di luar negeri untuk berhati-hati dalam mengeluarkan visa.
“Kami selalu mengingatkan terus pihak KBRI dan KJRI di semua negara untuk berhati-hati dalam memberikan izin visa. Perhatikan sponsornya benar atau tidak, pastiin tujuannya, negara yang dituju dan sebagainya sudah sesuai, benar dan aman,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Armanatha Nasir saat ditemui dalam press briefing mingguan di Ruang Pers Kemlu RI, Kamis (25/2).
Tata sapaannya menjelaskan, para konsulat jenderal harus benar-benar memerhatikan pengurusan izin visa WNI yang berencana bepergian ke kawasan yang berbatasan dekat dengan Irak dan Suriah.
Tidak hanya kepada para konsulat dan perwakilan, peringatan mewaspadai terorisme juga selalu disampaikan kepada para WNI yang datang atau menetap di luar negeri.
“Pokoknya, selalu kami ingatkan. Kalau sekolah ya sekolah, kalau kerja ya kerja. Fokus saja sama kegiatan, tujuan dan keperluan mereka di sana. Hindari kegiatan apa pun yang menjurus ke arah terorisme,” tegasnya.
Meski sudah sering diperingatkan, faktanya terdapat peningkatan jumlah WNI yang diduga terlibat aksi teroris di beberapa negara. Dibandingkan pada 2014, jumlahnya meningkat signifikan pada 2015. Tercatat misalnya, 217 orang dideportasi dari sejumlah negara.
“Di antaranya 200 orang dari Turki, 5 orang dari Korea Selatan, 4 dari Singapura, 3 WNI dari Malaysia, 2 dari Jepang, dan 2 dari Sudan. Semuanya terbukti tidak bersalah dan dibebaskan, kecuali dua lagi dari Korsel,” papar dia.
Proses pemulangan sendiri tidak memiliki waktu pengurusan yang tetap. Bisa jadi dalam waktu kurang dari satu bulan, tetapi tidak sedikit juga yang sampai berbulan-bulan. Hal Ini dikarenakan kebanyakan dari mereka membuang dokumen perjalanannya, seperti paspor dan tanda pengenal. Sehingga, menyulitkan identifikasi dan penyampaian informasi ke KJRI setempat.
“Makanya, kami ingatkan sebaiknya hindari kegiatan yang tidak jelas. Sebab, beberapa negara akan mengisolasi mereka yang terindikasi terorisme,” sambungnya.(okz/ara)