Lagi, PDIP Serang Samad
JAKARTA (HR)-Serangan demi serangan terhadap institusi Komisi Pemberantasan Korupsi, masih berlanjut. Kali ini, anggota tim Advokasi Hukum dan HAM DPP PDIP, Arteria Dahlan, menunjukkan foto Ketua lembaga antirasuah itu, Abraham Samad dengan seorang anak petinggi TNI.
Menurut Arteri, foto itu menggambarkan Abraham Samad bertemu dengan anak petinggi TNI berinisial Rnh.
Pertemuan itu dalam rangka membicarakan pencalonan diri Abraham Samad sebagai wakil presiden pendamping Joko Widodo. Peristiwa itu terjadi sebelum Jokowi resmi menggandeng Jusuf Kalla.
Dikatakan, pertemuan tersebut dihadiri petinggi PDIP. "Konteksnya terkait dengan bakal calon wakil presiden yang diusung Pak Jokowi. Itu satu minggu sebelum penetapan Pak JK sebagai cawapres," ujarnya, Minggu (1/2).
Ditambahkan Arteri, Rnh bukanlah kader PDIP. Namun, PDIP melibatkannya dalam pertemuan di sebuah rumah di kawasan Patal Senayan karena RNH dianggap paham soal operasi intelijen.
"Bukan orang PDIP, bukan orang Abraham tapi dia katanya paham soal intelijen. Makanya diajak ngobrol soal pencalonan," ujarnya.
Arteri mengatakan, sesuai dengan jabatannya ketika itu sebagai Ketua KPK, Abraham bisa dipidanakan karena mengikuti pertemuan politik. Menurut Pasal 36 Undang-Undang tentang KPK, seorang pegawai KPK dilarang bertemu atau mengadakan hubungan langsung atau tidak langsung dengan tersangka atau pihak lain yang ada hubungan dengan perkara tindak pidana korupsi yang ditangani KPK dengan alasan apa pun.
Artheri mengatakan bahwa dalam pertemuan itu Abraham sempat menyinggung kasus di KPK. "Dari beliau katanya terlontar pernyataan akan bantu PDIP. Kalau enggak salah, inti pernyataannya, saya kan dekat dengan PDIP. PDIP kan sudah dibantu, Emir Moeis kan sudah dibantu, hukumannya kan ringan," tutur Arteri.
Ia juga mengakui PDIP ketika itu mengiyakan ajakan pertemuan dengan Abraham karena melihat kewenangan Abraham sebagai Ketua KPK. "Karena kewenangan Pak Abraham sebagai Ketua KPK," ucap Arteri.
Mengenai pertemuan ini, ia mempersilakan Polri memproses laporannya sesuai aturan hukum. Pertemuan ini, menurut Arteri, sudah dilaporkan masyarakat kepada Polri.
Gunakan Kasus Hadi
Tak sampai di situ, Arteria Dahlan juga menyinggung penetapan tersangka mantan Ketua BPK Hadi Purnomo dalam kasus dugaan korupsi. Sebagaimana diketahui, Hadi Purnomo ditetapkan tersangka oleh KPK saat dia pensiun dari Ketua BPK dan di hari ulang tahun Hadi Purnomo.
"Ini kan tidak etis, masa tetapkan tersangka saat ulang tahun lalu di hari pensiun. Ini kan tidak etis," ujarnya.
Menurutnya, kasus Hadi juga sudah lama dan dia mempertanyakan mengapa baru ditetapkan setelah Hadi pensiun. "Harus kita pertanyakan ini ke penyidiknya," ucapnya.
Ateria menambahkan, PDIP tetap berharap KPK sebagai pilot project penegakan hukum di Indonesia. Menurutnya, KPK harus dibersihkan dari oknum-oknum yang tidak bersih. "Kita sayang KPK, jadi tidak mungkin PDIP ingin menghancurkan KPK," ujarnya.
Akui
Setelah sempat membantah, mantan Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo mengaku pernah bertemu sekali dengan Abraham Samad dan Hasto Kristiyanto di Apartemen The Capital. Padahal dia sebelumnya pernah menyangkal pertemuan itu.
Ketika ditanya soal itu, Tjahjo mengatakan, ia menyangkal karena ketika itu ditanya wartawan tentang pertemuan empat mata antara dirinya dan Abraham. "Yang jelas, saya tidak pernah ketemu empat mata, tapi ada pihak lain yang hadir ketika itu," ujarnya kepada detik.com.
Tjahjo mengaku akan menjelaskan detail pertemuan jika memang diperlukan polisi. Namun hingga saat ini dia mengaku belum mendapat surat permintaan menjadi saksi. "Sampai detik jam ini, belum ada surat atau telepon," tambahnya.
Pada 22 Januari 2015 lalu, beberapa jam setelah Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto buka-bukaan soal pertemuannya dengan Samad, Tjahjo ditanya wartawan apakah dia ikut dalam salah satu pertemuan, namun pria yang kini menjabat Mendagri itu mengelak.
"Saya tidak pernah ketemu empat mata dengan dia (Samad -red). Pasti kalau ketemu beliau ya di acara resmi, ada staf KPK-nya," kata Tjahjo ketika itu.
Tjahjo akhirnya menjelaskan soal pertemuan itu setelah Supriansa, pemilik apartemen The Capital, menyebut namanya sebagai salah satu tokoh partai banteng yang ada saat ketemu Samad.
"Pertemuannya ada Pak Hasto, Tjahjo. Pertemuan itu dua kali," terang Supriansya usai diperiksa sebagai saksi di Mabes Polri, Jumat (30/1) lalu. (bbs, kom, dtc, sis)