Wisata Sumbar Nan Mempesona
Sudah empat tahun lamanya saya tidak menginjakkan kaki di kampung halaman almarhumah mama tercinta di Ranah Minang Sumatera Barat, tepatnya di Padang dan Pariaman kota tercinta. Karena kesibukkan, membuat saya agak lalai untuk berkunjung ke sini. Namun cuti awal tahun ini, saya akhirnya tak bisa membendung rasa rindu ke Ranah Minang,
selain melihat pernikahan adat Minang ponakan tercinta.
Namun poinnya, bukan itu yang ingin saya tulis di beranda ini. Saya ingin katakan, bagaimana pemerintah di Sumatera Barat ini mampu 'menyulap' seluruh nuansa alam atau wisata alam yang ada di 'Minang Kabau' ini menjadi sesuatu yang menghasilkan 'pitih' atau uang. Sehingga para wisatawan dalam negeri dan luar negeri berlomba-lomba berkunjung ke Sumatera Barat.
Pantai Padang atau kami di Sumatera Barat acap menyebutnya 'taplau' alias 'tapi lauy' saat ini memang sudah menjadi lokasi wisata tidak hanya untuk masyarakat Minang namun juga nasional bahkan internasional. Sehingga tulisan besar yang ada di Pantai Padang ini kini menjadi pusat wisawatan dalam dan luar negeri untuk sekadar duduk-duduk sambil berfoto dan selfie ria. Saya pun tak ketinggalan antre menunggu giliran berfoto minggu lalu.
Tidak cuma Pantai Padang yang membuat saya rindu dan selalu rindu. Namun ada Pulau Angso Duo terletak di Pariaman yang menuju ke Pariaman ini dari Padang tempat saya tinggal naik kereta api hanya bayar Rp5.000 saja sekali pergi (PP berarti Rp10.000) saja. Suasana di dalam kereta sangat adem, asyik dan nyaman karena ada AC, sehingga penumpang tidak kepanasan di dalam.
Bahkan bagi penumpang yang kelupaan mencas handphone, di setiap kursi disediakan 2 colokkan untuk mencas Hp gratis bahkan di Stasiun Kereta Api pun disediakan banyak cok Hp gratis bagi penumpang. Karena memang untuk beli tiket, itu harus pagi sekitar pukul 07.00 WIB. Sebab, banyak PNS dan pekerja lain yang antre setiap hari berangkat ke Pariaman bekerja dan balek hari itu juga kembali ke Padang.
Kembali ke Pulau Angso Duo Pariaman tadi lagi. Sekitar 2 jam perjalanan dari Padang 4 kali kereta pai berhenti mengambil penumpang, sampailah saya ke Pantai Gandoriah di Pariaman. Kemudian beli tiket Rp35.000/orang naik perahu kecil ke Pulau Angos Duo sekitar 20 menit lamanya dari Pantai Gondariah saya berangkat.
Kencangnya ombak tidak menyurutkan langkah saya menuju Pulau Angso Duo. Bukan hanya saya, ratusan orang juga ingin melihat pesona Pulau Angso Duo ini. Laut dan kondisi di pulau ini sangat bagus karena ditata serapi mungkin, ada musala, WC dan ada kelompok yang menjaga kelestarian alam di sana.
Dari hanya 3 wisata alam di Sumatera Barat ini, saya ingin menyarankan ke Pemerintah Provinsi Riau, Pemerintah Kota Pekanbaru dan pemerintah kabupaten di Provinsi Riau. Riau tidak kalah alamnya dengan Sumbar.
Hanya saja, transportasi menuju lokasi, iklan atau promosi ke daerah wisata tersebut yang menurut pengamatan saya harus lebih digiatkan lagi di media sosial dan internet serta media lokal di Riau setiap hari.
Ada wisata Bono di Pelalawan yang sudah mendunia, ada Istana Siak yang sudah mendunia dan ada Pulau Rupat di Bengkalis yang saya sendiri takjub saat ke sana tahun lalu. Harapan saya, Riau akan lebih bagus lagi dalam pengelolaan wisatanya ke depan, sehingga menghasilkan uang dan perekonomian masyarakat sekitar terangkat serta menambah PAD daerah