Distanak Siap Salurkan 10 Ribu Bibit Lele
PEKANBARU(riaumandiri.co)-Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Pekanbaru, tahun 2016 ini kembali akan menyalurkan bantuan bibit ikan lele sebanyak 10.000 ekor, kepada kelompok petani dan peternak di Pekanbaru yang dinilai layak menerima.
Bantuan yang akan diserahkan, kata Kepala Distanak, Elsyabrina, akan diberikan, setelah dilakukan survei pendataan dan beberapa prosedur. Untuk memastikan layaknya kelompok peternak dalam memenuhi kriteria yang ditentukan, bertujuan agar bantuan yang diberi tepat sasaran dan manfaatnya langsung dapat dirasakan oleh para penerima.
"Benar, rencana pemberian bantuan bibit lele memang akan dilakukan, kami kini sedang menyusun dan mendata kelompok mana yang layak dan pantas diberikan bantuan. Agar tak sia- sia, begitu juga dengan manfaatnya agar dapat langsung dirasakan kelompok tani yang menerima," kata El, dikonfirmasi terkait permasalahan.
Bicara anggaran, Kadistanak menjelaskan bantuan yang akan diberikan itu berasal dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional, tahun 2016, diusulkan pihaknya pada tahun 2015 lalu, melalui Kementerian Perikanan dan Kelautan, Republik Indonesia.
Menurut El, bantuan serupa juga sudah dilakukan selama ini, sesuai kemampuan anggaran daerah dan pendanaan yang didapat dari pemerintah pusat. Nantinya, para kelompok peternak selain mendapatkan bantuan bibit lele, juga akan dilatih dan diikutkan pada studi banding ke wilayah yang dinilai sukses dibidang peternakan.
" Daerah itu salah satunya adalah Sukabumi, Jawa Barat, kita berharap kota kita juga bisa sukses dibidang peternakan, karena Pekanbaru juga memiliki potensi untuk budidaya ikan kolam.
Ini terbukti dari jumlah produksi pertahun yang mencapai 6.552 ton. Dari jenis ikan hasil budidaya kolam lele, patin, nila, gurami, baung dan bawal air tawar," sebutnya.
Berdasarkan pendataan yang telah dilakukan, Elsyabrina menjelaskan, Kota Pekanbaru memiliki lahan seluas 650 Hektar yang bisa digarap untuk dijadikan kolam bididaya ikan. Namun luasan lahan itu belum sepenuhnya bisa direalisasikan lantaran keterbatasan anggaran dan Sumber Daya Manusia untuk pengelolaannya.
Artinya, hanya separuh lahan berpotensi tersebut yang baru bisa dimanfaatkan sebagai sarana yang dimaksud, kendala lain adalah masih banyaknya para petani dan peternak yang menggarap dan mengelola kolamnya menggunakan sistem manual dengan mengandalkan air alam.
" Saat ini baru hanya sekitar 332 ha, yang kini bisa existing berproduksi sebagai kolam budidaya ikan, di Kota Pekanbaru," jelas El mengakhiri. (her)