Pariwisata Rohul Perlu Kerja Sama Konstruktif
PASIRPENGARAIAN(riaumandiri.co)-Untuk mengambangkan wisata di Kabupaten Rokan Hulu perlu kerja sama konstruktif dengan berbagai pihak. Hal ini mengingat banyaknya potensi wisata yang ada di Rohul seperti wisata alam, budaya, histori dan lainnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisburpar) Rohul, Yurikawati di ruang kerjanya, Jumat (29/1) mengatakan, pihaknya sudah membuat penelitian pariwisata dan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan, analisis pasar wisatawan statistik pariwisata, baik itu sifatnya wisata alam, budaya, sejarah dan lainnya.
Menurut Yurika sebelum dikembangkan perlu ada penyusunan Detailed Enginering Design (DED) merupakan gambar lanjutan dari uraian gambar pra rencana dan gambar detail dasar dengan skala perbandingan ukuran (PU) yang lebih besar.
"Gambar besteks merupakan kunci pokok (tolak ukur) baik dalam menentukan kualitas dan lingkup pekerjaan, maupun dalam menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB). Gambar bestek terdiri dari gambar situasi, gambar denah, gambar potongan, gambar rencana atap, gambar konstruksi dan gambar pelengkap. Gambar bestek digunakan untuk mempermudah dalam teknis pembangunan," bebernya.
Yurika juga menyampaikan, pihaknya akan melakukan perancangan teknik terinci untuk setiap komponen fasilitas bangunan baik dalam gambar desain maupun dokumen analisis perhitungannya, menyusun spesifikasi teknik, ketentuan umum pelaksanaan pekerjaan, bahan konstruksi, tata cara pelaksanaan konstruksi, menyusun rencana anggaran biaya pelaksanan pekerjaan dan menyiapkan dokumen bill of quantity dan menyusun rencana kerja dan syarat-syarat dokumen sebagai pedoman untuk proses pengadaan.
"Untuk obyek wisata di Rohul yang tidak perlu punya DED yakni wisata sejarah Rantau Binuang Sakti (RBS) di Kecamatan Kepenuhan, makanya obyek setiap tahun ada anggaran APBN dikucurkan," tambahnya. Kemudian obyek wisata Hapanasan di Desa Rambah Tengah Hulu (RTH), Kecamatan Rambah, itu juga sudah ada DEDnya, tapi belum secara keseleuruhan, jadi selama ini dana yang mengucur kesana hanya anggaran APBD Provinsi Riau.
Yurika menambahkan sebenarnya kalau DED obyek wisata Hapanasan itu sudah selesai, Pemerintah Pusat bersedia kucurkan anggaran dari APBN sebesar Rp82 miliar. Namun kemarin hasil koordinasi dengan Bagian
Tata Pemerintahan (Tapem) Setdakab Rohul, belum dituntaskan pembebasan lahannya, maka kita belum bisa menerimanya.(yus)