Mampu Aliri Listrik 2.000 Rumah Warga
UKUI (HR)-Direktorat Jenderan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Sabtu (23/1) bertempat di Pabrik Minyak Kelapa Sawit milik PT Inti Indosawit Kebun Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau, meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg).
Peresmian pembangkit listrik berbahan bakar memanfaatkan limbah cair pabrik yang diolah menjadi energi listrik hingga menghasilkan energi berkapasitas 2 Mega Watt ini dihadiri Muspida Provinsi Riau, Pelalawan, Ketua DPRD Pelalawan, Komisaris PT Asian Agri serta tamu lainnya.
Komisaris PT Asian Agri dalam sambutannya mengungkapkan grup Asian Agri ini telah sukses memanfaatkan sampah pabrik yang sebelumnya hanya digunakan untuk pupuk kebun kelapa sawit, kini telah ditangkap dan dikelola menjadi energi listrik atau biogas. Untuk membangun satu unit pembangkit, perusahaan berinvestasi mencapai 4,7 juta dolas Amerika Serikat atau setara dengan Rp65 miliar lebih.
"Untuk di Sumatra ini Asian Agri telah membangun pembangkit tenaga biogas ini lima unit, satu unit di Ukui ini. Tentu saja, energi yang mencapai 2 MW akan dijual ke pihak PT PLN dan di distribusikan ke masyarakat yang membutuhkan, prioritas masyarakat yang berada di sekitar perusahaan. Dengan kapasitas 2 MW ini, asumsinya bisa menerangi 2.000 rumah kepala keluarga," ungkap Komisaris PT Asian Agri, Pengarapen Gurusinga, Sabtu (23/1), seraya menyebutkan Asian Agri akan menargetkan membangun 20 puluh unit PLTBg tahun 2025.
Sementara itu, Nasarudin, Ketua DPRD Pelalawan mengharapkan perusahaan kelapa sawit yang berinvestasi di Pelalawan, juga membidik peluang memanfaatkan air limbah pabrik diolah menjadi sumber energi listrik, agar masalah kelistrikan tidak hanya menjadi tanggung jawab PT PLN dan Pemkab saja, namun semua pihak turut berperan dalam mengatasi krisis listrik.
"Pengelolaan energi listrik yang bersumber dari limbah pabrik ini untuk di Kabupaten Pelalawan sudah ada dua unit. Satu unit sebelumnya telah beroperasi, yakni biogas milik perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Musim Mas. Biogas PT Musim Mas ini arusnya telah dijual ke pihak PLN untuk didistribusikan kepada masyarakat sekitar operasionalnya. Kami pun berharap demikian dengan PT Inti Indosawit Subur ini, agar berperan mengatasi krisis listrik di daerah ini," ungkapnya.
Ditambahkan Nasar, seyogyanya Pemerintah Pusat mulai memikirkan bahwa tidak seharusnya bergantung dengan energi di bawah perut bumi, namun masih banyak energi lainnya yang bisa di kelola dengan baik dan menghasilkan energi listrik.
"Kita mengharapkan pusat mengelola energi baru terbarukan ini, jangan hanya bergantung dari energi dari perut bumi. Selain itu, Pelalawan sebelumnya berada di posisi buncit elektrifikasi listrik untuk se-Riau, namun sekarang sudah mencapai 75 persen. Ini semua tentu tak terlepas dari peran Pemkab dan pihak swasta mencarikan solusi agar krisis lisitrik di negeri ini teratasi," tegas Nasar dihadapan Dirjen EBTKE, Rida Mulyana.
Dirjen EBTKE, Rida Mulyana didaulat menggantikan Kementerian ESDM yang tak bisa hadir menyebutkan, upaya pemanfaatan limbah cair kelapa sawit menjadi energi adalah bentuk optimalisasi waste to energy yang merupakan salah satu langkah kontribusi Indonesia dalam menurunkan emisi GRK dunia sebesar 29 persen pada tahun 2030.
"Pembangunan PLTBg ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan potensi limbah pertanian yang tersebar di seluruh penjuru nusantara dan menjadi solusi jitu bagi daerah-daerah yang hingga saat ini masih belum mendapat akses listrik PLN dan tidak memungkinkan untuk ditarik jaringan listrik PLN. Maka?, biogas ini menjadi jawabannya," ungkap Dirjen, Rida Mulyana sekaligus membuka secara resmi Pembangkit Listrik Tenaga Biogas milik Asian Agri.***