Keadilan dan Kejujuran
Menurut seorang teman keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan bisa diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrim yang terlalu banyak dan terlalu sedikit
. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran terhadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
Tetapi ada juga pendapat lain yang menyatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntun hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
Tetapi berbeda dengan makna keadilan, kejujuran atau jujur memiliki arti tidak jauh beda dari keadilan, kejujuran memiliki arti apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum.
Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Jujur adalah tidak berbohong, lurus hati dan apa adanya. Jujur juga berarti tidak curang dan mengikuti aturan yang berlaku. Semua kehidupan manusia modal pertamanya adalah kepercayan. Kepercayan bahwa mereka pasti jujur yang telah menjadi kesepakatan dan kepercayaan membaa kesuksesan. Kejujuran memang pada awalnya akan mengorbankan “jangka pendek” untuk sesuatu yang lebih baik pada “jangka panjang”.
Kebohongan adalah mengambil kenikmatan “jangka pendek” untuk sesuatu yang lebih buruk pada “jangka panjang”.
Banyak orang sukses dan beberapa tahun kemudian mereka hancur itu di karenakan mereka sukses untuk berbohong. Lihatlah Indonesia mengalami kesulitan untuk maju itu dikarenakan sebagian oknum pemerintahan sukses untuk berbohong. Semoga dengan zaman revolusi mental yang dicanangkan pemerintah, tak membawa kita kepada sifat nonkeadilan dan nonkejujuran. Karena memang tidak sekarang tetapi nanti, meski balasan tidak ada tetapi karma tetap ada. ***