10 Bulan ke Depan Bakal Kemarau Panjang
BENGKALIS (HR)- Staf Ahli Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup menyambangi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkalis di penghujung tahun 2015. Kedatangan staf ahli yang akrab disapa Bu Ani tersebut, menyampaikan tentang langkah-langkah antisipasi menghadapi kemarau panjang di tahun 2016 yang kemungkinan besar terjadi.
Selain menyampaikan kondisi tersebut, Bu Ani juga meminta dibentuk pemantau Karhutla di seluruh Kecamatan di Kabupaten Bengkalis, yang melibatkan seluruh komponen masyarakat termasuk aparat keamanan. Pertemuan yang berlangsung di kantor BLH tersebut, turut dihadiri Kadis Perkebunan dan Kehutanan H Herman Mahmud dan Kepala BPBD-Damkar Moh Jalal.
''Seperti disampaikan bu Ani, bahwa diramalkan elnino masih akan terjadi di wilayah kita. Akan terjadi kemarau panjang dimulai dari bulan Fenbruai ini sampai Oktober mendatang. Kalau ini benar terjadi, kemarau ini akan menjadi yang terparah dibanding dengan kemarau-kemarau sebelumnya,'' ujar Kepala BLH, H Arman AA, Kamis (7/1).
Melihat dari kondisi cuaca di awal bulan Januari ini, kata Arman awal musim kemarau seperti sudah dimulai. Hembusan angin utara yang lumayan kencang seakan membuyarkan keinginan masyarakat yang berharap turunnya hujan.
“Sejak beberapa hari terakhir cuaca cukup panas, sepertinya kemarau yang diramalkan itu sudah akan terjadi pada awal Janurai ini,” sebut Arman.
Sebagai daerah yang sukses dalam penanggulangan bencana kebakaran dan dijadikan barometer bagi daerah lain, Bengkalis tetap serius mengantisipasi berbagai kemungkinan terburuk yang bakal terjadi. Diantara langkah yang bakal dilakukan adalah, membentuk tim pemantau di semua Kecamatan.
“Tim pemantau ini bertujuan untuk memantau perkembangan di lapangan, dan melakukan berbagai upaya pencegahan bilamana ditemukan titik api atau kebakaran. Kementerian KLH yang mengiginkan dibentuknya Tim pemantau Karhutla ini, jadi segala sesuatu menjadi tanggungjawabnya KLH,” sebut Arman.
Selain membetuk tim pemantau, BLH sendiri kata Arman, pihaknya akan menggiatkan sosialisasi di tengah masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran, baik di saat membersihkan lahan perkebunan ataupun membuka lahan perkebunan baru.
“Dampak kebakaran itu sudah kita rasakan beberapa tahun terakhir dan di tahun 2015 lalu berbulan-bulan kita menghirup asap, bahkan ada korban meninggal dunia. Kami akan terus melakukan sosialisasi di tengah masyarakat untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa memantik terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” terang Arman.
Direncanakan pada bulan Januari ini kata Arman, staf ahli menteri KLH kembali akan menambangi Bengkalis, menindaklanjuti rencana pembentukan tim pemantau karhutla. “Direncanakan akhir Januari ini tim pemantau ini akan dikukuhkan,” sebutnya. (adv/humas).