Massa Minta Polisi Tangkap Aktor Pemfitnah Plt Gubri
PEKANBARU (HR)-Sekitar 500 orang yang tergabung dalam Forum Lembaga Swadaya Masyarakat Riau Bersatu, meminta Polda Riau menangkap aktor intelektual yang memfitnah Plt Gubri Arsyadjuliandi Rachman, beserta keluarganya, yang menyebut terlibat korupsi dan pengaturan proyek.
Desakan ini disampaikan ratusan massa ini, ketika melakukan aksi demonstrasi di Markas Polda dan Kantor Kejati Riau, Senin (28/12). Massa tiba di Mapolda Riau sekitar pukul 13.30 WIB, dengan membawa beberapa spanduk. Massa langsung melakukan orasi.
Koordinator lapangan, T Andri, dalam orasinya, mengatakan, yang dilakukan massa Gempar dan Ampera yang menuding Plt Gubernur Riau dan keluarganya terlibat korupsi sangat tidak pantas.
Dikatakannya, apa yang telah dilakukan oleh Gerakan Mahasiswa Peduli Riau (Gempar) yang dikoordinir Dodi Sugiarto (Korlap) dan Gerakan Amanat penderitaan rakyat (Ampera, yang menurut kami sudah terpenuhi unsur pidananya. Karena tudingan mereka tidak mendasar, tidak ada bukti dan akan menciptakan keresahan di masyarakat.
"Kami meminta Kapolda dan Kajati memproses ini sesuai aturan hukum dan menangkap aktor intelektual di belakang aksi Gempar dan Ampera tersebut," tegas Andri.
Andri juga menyampaikan agar Kapolda Riau dan kepala Kejaksaan Tinggi Riau, merealisasikan laporan Forum LSM Riau Bersatu sebelumnya, dan menindak tegas aksi-aksi yang melanggar hukum tersebut.
"Kami juga meminta agar Kapolda Riau, dapat menciptakan suasana aman, nyaman dan kondusif di tengah masyarakat. Kami minta Kapolda dan kajati Riau memproses sesuai aturan hukum yang berlaku. Kami juga minta agar menyelidiki dan menangkap aktor intelektual yang berada dibelakang gerakan tersebut karena hal ini menyebabkan keresahan di tengah masyarakat.
Selain itu, massa juga meminta agar polisi fokus mengurusi kasus-kasus yang jalan di tempat, ketimbang mengurusi persoalan yang tidak jelas unsurnya, seperti yang dituduhkan gerakan massa yang niatnya ingin mencoreng nama baik Plt Gubri atau yang mereka sebut dengan panggilan Trio Rachman," tegasnya.
Aksi demo tersebut sempat diwarnai aksi makian seorang anggota kepolisian berpakaian sipil dikarenakan dia menganggap aksi tersebut tidak memiliki izin. Sempat juga terjadi aksi dorong pagar besi Markas Polda Riau karena mereka tidak izinkan menemui Kapolda Riau. Namun setelah beberapa perwakilan demonstran diundang ke dalam Markas Polda Riau, situasi itu pun kembali tenang.
Kepada perwakilan Polda Riau, mereka menyampaikan pernyataan sikap mereka secara tertulis. Setelah itu, massa bergerak ke Kejati Riau dan menyampaikan tuntutan yang sama.***