Musibah Banjir pun Mulai Mengintai
Bagi warga yang bermukim di pinggir bantaran sungai Kampar, khususnya di Kabupaten Pelalawan, musibah banjir sudah tak asing lagi. Mereka, siap dengan segala konsekwensinya dengan bermukim di tepi air.
Ketika musim penghujan tiba, maka musibah banjir pun mulai mengintip bagi mereka di daerah langganan banjir tersebut. Sebut saja, di Kecamatan Pelalawan, Teluk Meranti hingga Kuala Kampar, sudah tak asing bagi masyarakat sana bermain ria dengan luapan Sungai Kampar. Namun, begitu pula di belahan negeri lainnya di Negeri Seiya Sekata ini, di Kecamatan Ukui, ada beberapa desa yang juga menjadi langganan air tergenang ini, seperti desa Lubuk Kembang Bunga dan Air Hitam.
Bagi masyarakat yang menjadi langganan air bah ini, tentu jauh-jauh hari mereka telah persiapkan segala sesuatunya, manakala kamar peraduan turut terendam. Seperti mulai membuat balai-balai di ketinggian yang tak bisa terjangkau air, hingga rumah rakit pun telah dipersiapkan dini. Inilah bentuk antisipasi masyarakat disaat air sungai kian meluap yang berimbas terganggunya aneka aktivitas mereka. Tentu, tak saja warga di sana yang telah bersiaga, pemerintah pun melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga Tagana dan wadah sejenisnya, juga mulai sigap hingga mempersiapkan segala sesuatunya. Mereka ini siap melakukan apapun sebagai wujud tanggung jawab menyelamatkan warga yang di intip banjir.
Begitu pula pemerintah, bila kondisi banjir mulai menyerang hingga kemungkinan buruk terjadi, semisal penduduk diungsikan ke daerah yang lebih aman, mesti tanggap dengan persiapan segala kebutuhan masyarakat tersebut. Niscaya, bila semua elemen saling kompak, maka kondisi tersulit apa pun bisa teratasi. Kita hanya bisa berharap sembari berdoa, luapan air tak begitu dahsyat, apa lagi sampai meminta tumbal. Semoga saudara-saudara kita disana tetap waspada, tegar menghadapi musibah banjir ini. ***