Investor Lakukan Window Dressing
PEKANBARU (HR)-Dalam memasuki momen akhir tahun yang tinggal dua pekan lagi, kebiasaan transaksi yang dilakukan dipasar bursa akan cenderung menurun. Pasalnya, banyak para manager investasi melakukan perbaikan pembukuan investasinya atau window dressing.
Demikian diungkapkan Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Cabang Riau Emon Sulaeman. Jelang momentum memasuki liburan akhir tahun transaksi di pasar bursa kecenderungan menurun, namun aktif perdagangan bursa akan tetap berjalan.
Menurutnya, hal ini bertujuan agar laporan keuangan atau laporan kinerja akhir tahun perusahaan terlihat baik, atau berhasil mencapai target sesuai dengan yang diharapkan. Window Dressing biasa dilakukan oleh beberapa perusahaan besar yang sahamnya sudah go publik. Aksi ini adalah salah satu bentuk intervensi aset. Jika asetnya naik, maka lirikan investor untuk memanamkan modal akan lebih banyak.
"Jadi apabila aset naik, modalnya naik, Maka menciptakan image positif dikalangan investor. Sehingga cenderung saham-saham akan naik pada hari terakhir," ujar Emon.
Dijelaskannya, perhitungan aset perusahaan akan berubah pada saat tutup, misalnya dari harga Rp700, naik menjadi Rp1.000, maka perhituangan asetnya diangka Rp1.000. Tujuannya, untuk mendapatkan perhatian dan nasabah di pasar bursa senang.
"Ini adalah sebuah cara yang dilakukan manager investasi untuk mempercantik laporan keuangannya. Ini banyak dilakukan. Kecenderungannya pada saat akhir tahun seperti ini. Di saat transaksi minim, momentum itulah dimanfaatkan untuk melakukan window dressing," tuturnya.
Begitupula halnya, sebagian investor sudah menunggu kapan sahamnya di tarik, pada momentum seperti ini. Seperti ritel berjualan untuk mendapatkan keuntungan besar. Makanya tak heran, rendahnya transaksi pada momentum akhir tahun diperngaruhi waktu libur yang banyak.
"Orang-orang lebih banyak menggunakan waktu liburannya untuk natal dan tahun baru. Aktivitas transaksi lebih banyak dilakukan investor diluar bursa. Ini momentum sebenarnya," sambungnya.
Ditambahkannya, biasanya saham-saham yang dilakukan window dressing adalah saham-saham yang bagus. Namun demikian tidak menutup kemungkinan saham yang laporannya turun juga dilakukan window dresing.
"Kami di BEI tidak ikut campur sampai ke acount itu. Itu rahasia nasabah," katanya.***