Pedagang Paksa Masuk Ramayana
PEKANBARU (HR)-Meski telah menunggu berhari-hari, ratusan pedagang yang berjualan di Plaza Sukaramai atau Ramayana Pekanbaru, belum kunjung diperbolehkan masuk ke dalam bangunan pasca kebakaran seminggu lalu. Hal itu membuat emosi pedagang memuncak. Buntutnya, pada Minggu (13/12) sore, ratusan pedagang pun bersikeras untuk masuk ke dalam gedung guna melihat kondisi barang dagangan mereka.
Pedagang
Namun niat mereka dihalangi aparat Kepolisian yang berjaga-jaga di gedung itu. Pasalnya, kondisi di gedung dinilai belum aman, sehingga dikhawatirkan bisa mencelakakan pedagang. Sempat terjadi adu mulut antara pedagang dan petugas Kepolisian. Namun setelah diberikan keterangan, para pedagang akhirnya bisa mengerti dan mengundurkan niat mereka.
Dari pantauan lapangan, aksi adu mulut itu sempat terjadi di pintu masuk utama Plaza Sukaramai. Ratusan pedagang tampak bergerombol dan bersiap-siap masuk ke dalam gedung. Namun petugas yang berjaga, langsung menghalangi niat mereka. Adu mulut antara pedagang dan petugas Kepolisian pun tak terhindarkan.
"Tolong bapak-bapak dan ibu sekalian bersabar. Nanti pasti ada penjelasan dari pengelola, kapan gedung ini (Plaza Sukaramai) diperbolehkan lagi untuk ditempati. Kita tunggu dulu karena sekarang situasianya belum aman untuk umum," ujar salah seorang polisi di tengah kerumunan pedagang.
Meski terjadi adu mulut, untunglah situasi tidak sampai memanas. Polisi juga berhasil menenangkan para pedagang sehingga tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Terkaithal itu, di beberapa titik lokasi Plaza Sukaramai, polisi juga sudah memasang spanduk pemberitahuan larangan masuk ke dalam lokasi kebakaran sampai izin resmi dari hasil Puslabfor Polri cabang Medan sudah dikeluarkan.
Jualan di Mobil
Meski belum bisa memasuki gedung, namun aktivitas jual beli di kawasan Plaza Sukaramai sudah mulai berjalan, meski dengan kondisi seadanya. Dari pantauan akhir pekan kemarin, sejumlah pedagang tampak sudah mulai melakukan aktivitas jual beli dengan menggunakan mobil, yang diparkir di sekitar areal gedung. Mereka masih didominasi pedagang pakaian dan kain dasar.
Meski belum begitu ramai, namun pengunjung pun sudah tampak membeli barang-barang yang dijual dengan kondisi apa adanya itu. Meski aktivitas sudah mulai berlangsung, namun pihak pengelola belum menerapkan tarif parkir. Pengunjung yang datang tetap diarahkan namun belum dipungut bayaran. (ara, rtc)