3 Kabupaten Rawan Konflik
PEKANBARU (HR)-Tiga kabupaten yang menggelar Pilkada serentak tahun ini, yakni Rokan Hulu, Pelalawan dan Kuantan Singingi, dinilai rawan akan terjadi konflik. Hal itu disebabkan beberapa faktor.
Mulai dari aksi saling klaim sebagai pemenang oleh masing-masing kubu peserta Pilkada, hingga perolehan suara antara peserta yang beda tipis. Selain itu, faktor lain juga ikut mempengaruhi seperti isu penggelembungan suara serta upaya intimidasi.
"Itu prediksi sementara. Yang jelas sampai sekarang, untuk beberapa daerah yang melaksanakan Pilkada, situasinya masih kondusif dan tidak ada gejolak. Yang jadi perhatian kita adalah saat penghitungan akhir nanti. Kalau sekarang masih biasa," terang Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo, Jumat (11/12).
Dikatakan, dari hasil pengalaman intelijen, potensi munculnya kerawanan, bisa datang dari tiap-tiap massa pendukung, yang menyatakan sebagai peraih suara terbanyak. Kondisi ini juga terjadi di Rokan Hulu dan Pelalawan. Sedangkan di Kabupaten Kuansing, kondisinya juga dinilai rawan, karena hasil perolehan suara terbanyak berselisih sangat tipis.
"Untuk langkah antisipasi, polisi sudah lakukan penebalan pengamanan di sana. Kita juga lakukan tindakan preventif seperti pendekatan kepada pasangan calon dan tim sukses masing-masing kandidat, supaya tidak ada nuansa euforia hingga pleno di KPU nanti," terangnya.
Ditambahkannya, sampai saat ini, pemantauan masih
3 Daerah
dilakukan petugas di seluruh Polres yang menggelar Pilkada serentak. Polda Riau memilki Posko untuk pemantauan tersebut dengan sandi Operasi Mantap Praja.
Ditambahkannya, intelijen terus ditingkatkan untuk melakukan pemantauan di seluruh daerah pasca pencoblosan. Dalam hal ini, seluruh petugas pengamanan Pilkada wajib mengetahui perkembangan yang terjadi di daerahnya masing-masing.
Coblos Ulang
Terpisah, Ketua KPUD Kepulauan Meranti, Yusli SE, mengatakan pihaknya akan mengadakan pemungutan suara ulang (PSU) di TPS 5 Desa Kedabu Rapat. Karena terbukti dengan sah adanya pasangan suami istri melakukan pencoblosan dua kali. Menurut rencana, PSU akan digelar pada 13 Desember besok. Sesuai rekomendasi dari Panwas Kecamatan Rangsang Pesisir, terdapat 471 DPT di TPS 5 tersebut.
Sesuai aturan, jika terbukti ada warga yang melakukan pencoblosan dua kali, maka akan dilakukan PSU di TPS yang bersangkutan. Setelah PSU digelar, barulah hasil perolehan suara di tempat itu bisa dibenarkan.
Tidak hanya itu, usulan untuk menggelar PSU juga datang dari dari Panwaslu Kabupaten Rokan Hilir. Seperti dituturkan Ketua Panwaslu Rohil, Jaka Abdillah, pihaknya merekomendasikan dilaksanakannya pencoblosan ulang di dua TPS di Kecamatan Rimba Melintang. Usulan ini disampaikan, setelah pihaknya menerima laporan ada pasangan suami istri yang menyalurkan hak pilihnya pada dua desa berbeda.
"Rekomendasi Panwascam Rimba Melintang itu sudah disampaikan ke PPK, KPU Rohil, Polres Rohil juga ditembuskan ke Bawaslu Riau dan KPU Riau," terangnya.
Informasi dari komisioner KPU Rohil, berdasarkan hasil kajian dan rapat komisioner KPU Rohil, dugaan pelanggaran itu terjadi di TPS 001 Kepenghuluan Pematang Sikek dan TPS 001 Kepenghuluan Teluk Pulau Hilir, Kecamatan Rimba Melintang. Sama halnya dengan yang terjadi di Meranti, PSU akan digelar pada 13 Desember mendatang sekitar pukul 13.00 WIB.
"Selain itu, Panwas Rohil meminta kepada KPU dan jajarannya untuk mensosialisasikan PSU tersebut agar masyarakat mengetahuinya dan datang, jangan sampai tidak tersosialisasikan karena akan berpengaruh pada tingkat partisipasi dan hasil suara yang diperoleh Paslon, intinya sosialisasikan," tambah Jaka.
Klaim Unggul
Hingga kemarin, klaim sebagai pemenang masih disampaikan tim sukses pasangan Suparman-Sukiman yang turun di Pilkada Rohul. Dalam konferensi pers yang digelar Jumat kemarin, pasangan nomor urut dua ini mengklaimunggul di 10 kecamatan di Rohul. Sedangkan untuk raihan suara, pasangan ini mengklaim mendapatkan 89.383 suara (43,02 persen), disusul pasangan nomor urut 1 sebanyak 88.023 atau (42,38 persen) dan nomor urut tiga Safarudin Poti-Erizal yakni 30.334 suara (14,60 persen).
Menurut keterangan Ketua Tim pemenangan Suparman-Sukiman, Zulyadaini, didampingi Jalalus sebagai Sekretaris dan Nono Patria Pratam selaku tim pemenangan tim wilayah dapil 4, perolehan suara tersebut diketahui dari hasil pleno rekapitulasi penghitungan suara tim ini yang dilakukan di 13 Kecamatan. Sedangkan acuan perolehan suara dari 3 Kecamatan yang sedangkan berlangsung mengacu kepada kertas C-1 yang sudah dikantongi tim.
“Untuk hasil lengkap rekap berpedoman kepada 13 kecamatan ditambah penghitungan model C-1 yang diterima pada tanggal 9 Desember 2015," terangnya.
Sementara Sekretaris tim pemenangan Jalalus mengatakan, konfrensi pers tersebut dilakukan untuk meluruskan kesimpangsiuran informasi yang berkembang belakangan ini. "Ekpos ini bukan klaim kemenangan tapi asumsi kami,” terangnya lagi.
Dikatakan, sesuai asumsi kami serta berdasarkan data yang kami kantongi Paslon nomor urut dua unggul di 10 Kecamatan dan kalah di enam Kecamatan dengan selisih suara dari nomor urut 1 yakni sekitar 1.323 suara. (dod, jos, gus, bbs, grc, rtc)