Ribuan Pelajar Cicipi Pangan Lokal Riau
PEKANBARU (HR)-Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-35, yang dilaksanakan di halaman Komplek Gubernuran, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, berlangsung meriah, Kamis (10/12). Kegiatan tersebut diisi dengan agenda mengkampanyekan konsumsi pangan lokal dengan motto 'Aku Cinta Pangan Lokal'.
Dalam sambutannya, Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rahman mengatakan, meski Riau belum mampu untuk berswasembada pangan, namun sebagai masyarakat Riau Ia mengaku bangga, karena daerahnya memiliki berbagai jenis penganan lokal sebagai pengganti atau pelengkap nasi.
"Kita mengakui bahwa Provinsi Riau belum bisa untuk menjaga ketahanan pangan, karena itu untuk memenuhi kebutuhan pokok kita masih mengandalkan dari provinsi tetangga. Kita hanya mampu memenuhi sekitar 55 persen dari total kebutuhan pangan pokok, salah satunya yakni beras, sisanya tergantung dari provinsi tetangga," kata Plt, saat membuka kegiatan HPS.
Sebagai masyarakat Provinsi Riau sudah selayaknya bangga, karena selain beras, Riau memiliki sagu sebagai pengganti beras, sedikit kendala yang terjadi saat ini adalah masih adanya alih fungsi lahan yang dilakukan masyarakat masih sangat tinggi. Sehingga menjadikan masyarakat lain beralih kepada komoditi selain sagu, yang bisa dikatakan sebagai ikon penganan lokal Provinsi Riau.
Plt juga menginstruksikan kepada instansi terkait untuk mendorong agar bahan pokok alternatif sagu semakin populer dimata masyarakat. Karena salah satu faktor sebagai penentu keberhasilan pembangunan adalah tergantung dari Sumber Daya Manusia yang memiliki fisik tangguh, mental yang kuat,
Ribuan
kesehatan yang prima dan otak yang cerdas yang terkandung juga didalam sagu tersebut.
"Hal itu tentu saja sangat ditentukan oleh asupan gizi yang baik, sejak dari ibu hamil, menyusui dan balita, oleh karena itulah untuk menjawab tantangan kedepan, perlu dibangun SDM seperti yang disebutka,n melalui pendekatan gerakan penganekaragaman konsumsi pangan yang beragam bergizi seimbang dan aman," imbuhnya.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Riau, Ir Darmansyah memaparkan, guna mencapai sasaran dari konsumsi pangan, maka diperlukan suatu Gerakan Cinta Pangan Lokal dan Konsumsi Menu Beragam, Bergizi, Seimbang Dan Aman (B2sa).
Terutama diarahkan kepada pemangku kepentingan dan masyarakat Riau, sehingga diharapkan masyarakat dapat menyediakan menu makanan sehari- hari untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif yang bersumber dari potensi sumber daya lokal.
Tujuannya untuk meningkatkan motifasi, partisipasi dan aktivitas pemangku kepentingan dan aparat pemerintah dalam memfasilitasi dan mendorong percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal. Kemudian juga untuk menigkatkan partisipasi kelompok wanita dalam penyediaan sumber pangan dan gizi keluarga melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan sebagai hasil sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral untuk konsumsi keluarga.
"Kami mengundang 1.000-an anak-anak sekolah yang ada di Pekanbaru untuk mencapai sasaran dari gerakan gemar konsumsi pangan lokal. Dengan motto yang diangkat adalah Aku Cinta Pangan Lokal.Alasan pentingnya konsumsi pangan lokal untuk menurunkan konsumsi beras. Karena tingginya konsumsi beras akan menyebbkan munculnya penyakit seperti daibetes.," kata Darmansyah.
Pada kesempatan itu para undangan dijamu untuk mencicipi aneka makanan lokal yang telah disediakan, yang sebelumnya mengumandangkan yel- yel yang berbunyi" Aku Cinta Pangan Lokal". Tak pelak menjadikan suasana kegiatan semakin meriah dengan teriakan semangat dari pelajar yang mengenakan seragam yang diberikan BKP Riau sebelumnya.
Makanan itu terdiri dari mi goreng sagu, mi goreng jagung, lepat ubi, bolu ubi ungu, ongol- ongol sagu, kroket singkong, lepat sagu pisang, bola- bola ubi jalar, lapis singkong, dan pergedel jagung. Pada kesempatan itu juga dilaksanakan pemberian hadiah Adi Karya Pangan Nusantara, untuk lima kategori.
Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan dari Kementrian Pertanian RI, Dr. Garjita Budi menyebut, ketergantungan masyarakat terutama di Provinsi Riau terhadap beras bisa digeser dengan adanya sagu sebagai makanan pengganti beras karena pangannya cukup. Dalam hal itu, pihaknya dari pemerintah pusat akan mendukungnya, karena dimasing- masing daerah tentu saja memiliki komoditas unggulan, di Riau terkenal dengan sagu yang berasal dari Kabupaten Meranti dan lainnya.
" Dengan demikian, nantinya ketergantungan masyarakat terhadap beras akan berkurang, untuk memenuhi gizi seimbang pemerintah daerah sudah semestinya mengembangkan pangan lokal. Karena komoditi sagu di Riau sangat bagus, sesuai dengan tema yang diangkat' Mari membiasakan makanan yang beragam dan seimbanga dengan memanfaatkan hasil bumi sendiri untuk mencerdaskan anak bangsa. Sagu diharapkan dapat menjadi substitusi beras, ketergantungan terhadap beras bisa bergeser, bila sagu telah dikelola pemerintah daerah dengan baik,"katanya.(her)