Ramayana Menghitam Tertutup Asap
PEKANBARU (HR)-Plaza Sukaramai atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ramayana di Jalan Sudirman Pekanbaru, tiba-tiba diselimuti asap hitam tebal, Selasa (8/12) sore sekitar pukul 15.40 WIB . Asap hitam pekat itu muncul akibat kebakaran yang terjadi di lantai dasar gedung tersebut.
Hingga tadi malam pukul 23.00 WIB, upaya pemadaman api masih terus berlanjut. Meski upaya pemadaman sudah dilakukan hingga beberapa jam, namun api yang bersumber di lantai dasar gedung, belum juga padam. Akibatnya, asap hitam tebal terus menyeruak dan membuat situasi di kawasan itu terasa mencekam. Asap tebal masih terus keluar dari pintu utama dan pintu masuk lainnya.
Selain itu, sejumlah ambulans juga tampak sudah disiapkan. Meski demikian, belum bisa dipastikan apakah ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun sejumlah warga yang mengaku pedagang di kawasan itu, mengakui ada keluarga mereka yang belum ditemukan. Sehingga muncul dugaan, ada yang terjebak dalam pekatnya asap hitam. Khususnya di lantai dasar yang merupakan sumber munculnya api.
Sejak sore hari, belasan mobil pemadam kebakaran, tampak silih berganti datang dan pergi untuk memadamkam api. Hal itu disebabkan sumur hydrant yang ada di lokasi itu, tidak satu pun yang berfungsi. Petugas kesulitan mendatangi lokasi sumbernya api, karena asap hitam yang pekat.
Informasi yang dihimpun dilokasi kejadian menyebutkan, api diduga berasal dari toko baju Ujang An Nur kain yang berada di Blok B 1 lantai bawah, tak jauh dari Musala Al Ikhlas. Diduga api muncul akibat konsleting listrik. Namun saat api muncul, toko tersebut diketahui sedang tutup karena ditinggal pergi sang pemilik.
"Saya tadi sempat melihatnya. Tapi orang sedang kosong karena pergi Salat Zuhur. Mau cari air juga tak tahu ke mana," aku Novrion, salah seorang pedagang baju di lantai dasar, di lokasi kejadian.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru, Burhan Gurning, yang ditemui di lokasi kejadian juga membenarkan hal itu. Dikatakan, api diduga berasal dari konsleting listrik. Sedangkan untuk memadamkan api, pihaknya menurunkan 15 unit mobil pemadam kebakaran.
"Api diduga berasal dari Konsleing lisrik disalah satu toko pakaian lantai dasar Rhamayana, untuk pemadaman seluruh anggota kita kerahkan berikut 15 unit mobil pemadam kebakaran," ungkap Burhan.
"Kita juga kesulitan menembus hingga sumber api, karena asapnya terlalu tebal sehingga bisa membahayakan. Selain itu, sumur hydrant di sini juga tak ada yang berisi air. Seandainya pedagang memiliki racun api, pencegahan lebih dini bisa dilakukan," ujarnya.
Terjebak Asap
Hingga tadi malam, sejumlah warga tampak masih berada di sekitar gedung yang terbakar. Mereka resah, karena ada anggota keluarga mereka yang belum ditemukan, sejak kebakaran terjadi.
Rasa resah itu dilontarkan Ahmad (49), seorang warga yang adiknya merupakan salah satu pedagang pakaian di Ramayana. Ia mengaku belum mengetahui pasti nasib sang adik, yang diketahui berada di lokasi kejadian ketika kebakaran terjadi.
"Adik saya jualan pakaian di dalam. Saya belum tahu kabarnya, apakah sudah bisa keluar atau belum," ungkapnya.
Selain adiknya, ada pula beberapa orang lagi yang ikut terjebak di lantai dasar Ramayana dan tak bisa keluar gedung, termasuk anak-anak. Hanya saja ia mengaku tak tahu pasti berapa jumlah orang yang terjebak tersebut.
Panik
Kebakaran kemarin juga membuat situasi di Ramayana, berubah menjadi panik. Baik pedagang mau pun pengunjung, saling berlomba keluar untuk menghindari api. Akibatnya, desak-desakan di pintu keluar pun tak terelakkan. Sementara itu, kendaraan yang parkir di pusat perbelanjaan itu juga saling berlomba untuk keluar, sehingga macet pun tak terhindari.
Bahkan, salah seorang pengunjung dikabarkan sempat nekat hendak melompat dari lantai tiga, lokasi parkir kendaraan. Namun untunglah niatnya itu bisa dibatalkan pengunjung lain yang sama-sama terjebak di lokasi parkiran tersebut.
Sementara itu, Plt Gubri Arsyadjuliandi Rachman juga sudah meninjau lokasi kebakaran, tadi malam.
"Saya ikut prihatin. Ini musibah dan kita semua tentu tak menginginkan hal ini terjadi. Kita berikan dulu ruang bagi petugas (pemadam kebakaran) untuk bekerja. Kita doakan saja mudah-mudahan tak ada korban jiwa," ujarnya.
Andi juga mengingatkan para petugas pemadam kebakaran agar tetap memprioritaskan keselamatan dirinya masing-masing dan tidak melakukan kecerobohan saat menjalankan tugasnya. Hal itu mengingat sulitnya menjangkau sumber api karena pekatnya asap hitam yang berada di area dalam kios Ramayana.
Orang nomor satu di Riau ini menambahkan, dirinya juga belum mendapatkan laporan mengenai total kerugian akibat peristiwa kebakaran tersebut. Termasuk kepastian ada tidaknya korban jiwa.
"Saya juga belum dapat laporan kepastian ada tidaknya korban jiwa. Kita masih sama-sama menunggu," ujarnya. (nom, ara)