Lecehkan Profesi Wartawan, Anshari Kadir Minta Maaf
BAGANSIAPIAPI (HR)-Kepala Bagian Administrasi Pendidikan dan Agama Biro Kesra, Setdaprov Riau, Anshari Kadir, dinilai melecehkan profesi wartawan. Pelecehan ini dilakukannya di hadapan ratusan PNS, ketika menjadi narasumber Akselerasi Unit Kerja Siswa, di Bagansiapiapi, Senin (7/12),
Ansari yang dipercaya sebagai narasumber pada acara tersebut mengatakan, wartawan pandainya hanya cuma menyorot dan mencari kesalahan orang saja, namun tak pandai menyorot diri sendiri. Tak puas dengan sindiran itu, Ansari pun menyebut wartawan selalu menjadi juara setiap perlombaan lari, asal amplop dilempar lebih dulu.
Dalam kiasan itu digambarkan bahwa wartawan identik dengan amplop, jika tidak, maka kerjanya menjadi lamban. Bahkan ia sempat membela diri dengan menyebut, saat menjadi wartawan ia tak mau diberikan amplop oleh narsumber. "Saya dulu tak mau, bukan karena isinya Rp50 ribu ya, tapi memang saya tidak mau. Paling sekali-kalilah pas mau berangkat ke Jakarta," katanya membela diri.
Melihat perkataan Ashari ini, semua hadirin memberi aplaus dan tertawa, seolah menghina profesi wartawan. Kondisi ini sontak membuat tiga orang wartawan yang tengah liputan (Dermawan Posmetro Rohil) (Wildani dan Julius, RTV) keluar. "Wartawan di Bagan jangan ditulis ya. Masa jeruk makan jeruk," katanya sambil menyindir wartawan yanga ada saat itu.
Usai acara, satu per satu wartawan di Bagansiapiapi mulai berdatangan dan mempertanyakan maksud perkataan Anshari. Anshari pun tampak pucat, takut dan khawatir, tubuhnya terlihat menggigil sambil berkucuran keringat dingin meminta maaf kepada semua awak media yang datang.
"Maaf saya tak bermaksud. Saya akui khilaf demi tuhan saya minta maaf," katanya. Ia pun memeluk dan mencium satu per satu wartawan yang hadir.
Ia meminta rekan wartawan tidak menaikkan berita tentang ucapannya. Bahkan ia mau melakukan apa saja asalkan berita itu tak naik. "Saya mau ikut kemana saja bapak ajak. Kita ini seperti anak dan ayah. Saya khilaf dan demi Allah, saya minta maaf. Bisakan saya minta maaf," katanya sambil memegang dan merangkul wartawan yang hadir saat itu.
Menanggapi hal ini, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Rokan Hilir akan memproses secara hukum terhadap Anshari Kadir, Kepala Bagian Administrasi Pendidikan dan Agama Biro Kesra Provinsi Riau karena telah melecehkan profesi wartawan.
Ketua PWI Rohil, Jaka Abdillah, mengaku sangat menyayangkan kejadian tersebut, karena perkataan yang dilontarkan itu telah menyinggung institusi pers yang ketika itu sedang melakukan peliputan.
"Kalau dirinya mengaku mantan wartawan, pasti tutur katanya lebih santun dan profesional, apalagi dirinya pejabat publik. Inilah yang sangat kita sesalkan kenapa bisa terjadi," ucapnya.
Selain itu, PWI Rohil meminta yang bersangkutan menyatakan permohonan maaf secara pribadi, ke setiap media atas klarifikasi perkataanya. PWI Rohil sendiri akan membicarakan proses lanjut kasus pelecehan profesi ini dan akan dibawa ke ranah hukum.***