Beredarnya Uang Palsu
Anggota komisi XI, Donny Imam Priambodo mengakui Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2015 akan melibatkan perputaran uang dalam intensitas sangat tinggi. Meskipun begitu, dia belum terlalu yakin momentum ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kuartal IV (oktober sampai desember – red) secara signifikan.
Dalam hemat Donny, momentum Pilkada serentak memang akan mengungkit daya beli masyarakat, tapi itu hanya terjadi dalam sekup terbatas, yaitu pada lembaga non profit, khususnya partai politik.
“Ya memang, secara kebetulan Desember nanti akan diselenggarakan Pilkada secara serentak. Namun, saya kira kita belum bisa memperkirakan apakah itu bisa memberi dampak bagi pertumbuhan ekonomi secara nasional,” katanya.
Menurut Donny, menilai pertumbuhan ekonomi nasional tak bisa berpatok pada suatu momentum sesaat. Sebaliknya,
pertumbuhan yang berkelanjutan harus memperhatikan sektor ekspor impor, dan berbagai sektor perekonomian lainnya.
Jika besaran impor Indonesia masih lebih tinggi dibanding besaran ekspor, maka produktivitas nasional masih terhitung rendah, begitu juga sebaliknya. Dalam hal ini, besaran impor Indonesia yang masih rendah, lebih berpengaruh terhadap lemahnya pertumbuhan ekonomi.
Lebih lanjut legislator Fraksi NasDem ini memperkirakan, Pilkada Serentak pada Desember 2015 mendatang, kemungkinan hanya memberi andil 0.1 persen bagi pertumbuhan kuartal IV. Secara menyeluruh, pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun diperkirakan belum banyak berubah, masih berkutat pada kisaran angka 4,5 – 4,7 persen.
“Hitungan tersebut memang terbilang masih minim. Kalau saya memperkirakan, perputaran uang per daerah (selama pilkada – red) hanya sekitar 20 sampai 30 milyar saja. Jika pun ada tiga calon (pasangan kepala daerah – red) di daerah tersebut, hanya mencapai 50 Milyar. Itulah uang yang mengelontor di daerah seperti itu, saya perkirakan,” tutur legislator yang pernah menyabet penghargaan best young entrepreneur ini.
Donny mengakui, dampak Pilkada Serentak secara gamblang baru bisa dilihat pasca pelaksanaan Pilkada itu sendiri. Dia tetap berharap momen pesta demokrasi lokal itu bisa membawa efek perekonomian lebih baik.
Di samping itu, ada satu hal tak kalah penting untuk diperhatikan, yaitu potensi merebaknya peredaran uang palsu seiring pelaksanaan Pilkada. Modus ini seringkali mewarnai tindakan instan pihak-pihak tertentu yang tak bertanggung jawab, sembari membonceng momentum pelaksanaan Pilkada.
”Ini sangat perlu dan penting kita waspadai. Terdapat kerawanan beredarnya uang palsu dalam momen ini. Hal tersebut bisa saja terjadi. Karena kalau uang palsu ini beredar dapat memicu inflasi,” pungkasnya.(fno/yuk)