Cabang Dumai Diminta Dukungan Penuh
SELATPANJANG (HR)-Persoalan defisit daya yang dialami PLN Rayon Selatpanjang akhir-akhir ini kian menyulitkan masyarakat. Banyak pihak berharap agar PLN Cabang Dumai segera turun membantu mengatasi persoalan yang dihadapi tersebut.
Diawali dari kerusakan panel kubikal yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Persoalan itu belum bisa diatasi, menyusul kerusakan dan masa perbaikan mesin pembangkit PLN yang ada di Gogok.
Tidak hanya sampai disana, mesin milik Pemkab-pun mengalami kerusakan. Hingga sejauh ini menurut pengakuan pihak PLN Selatpanjang, bahwa PLN Selatpanjang telah mengalami defisit daya lebih kurang 2 MW.
Akibatnya tentu saja terjadinya pemadaman bergilir. Kalau awal terjadinya kerusakan panel kubikal tersebut diterapkan jadual 6;1. Namun tak lama kemudian jadual itu berubah menjadi 3;1, dan kurang lebih dua minggu terakhir PLN Selatpanjang menerapkan lagi perbandingan 2;1.
Dua hari hidup dan sehari mati, kondisi ini menurut tokoh masyarakat Ridwan mengatakan terruk atau penyakit parah.
Kepada Haluan Riau Ketua LAM Kepulauan Meranti itu mengatakan, bagaimana masyarakat bisa melakukan berbagai aktivitas normal, jika hanya dalam dua hari listrik kembali akan padam.
Kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlanjut, harus ada upaya jalan keluar.
Untuk itu menurut Ridwan, PLN Cabang Dumai maupun PLN Wilayah Riau- Kepulauan Riau (WRKR) di Pekanbaru tidak hanya berpangkau tangan saja menyaksikan kondisi listrik yang sudah masuk ketegori darurat yang terjadi di ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti itu. Diharapkan agar segera dicarikan jalan keluar, sehingga pemadaman bergilir tersebut bisa dihilangkan.
Diungkapkannya, umumnya tugas atau kegiatan masyarakat dewasa ini harus menggunakan listrik sebagai sumber energy utama. Dengan terganggunya pasokan listrik tersebut tentu saja akan berdampak buruk bagi akivitas sehari-hari masyarakat.
Ditambahkannya, listrik dewasa ini sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat. Saya kira baik masyarakat di perkotaan maupun di pedesaan, kebutuhan listrik sudah menjadi sebuah kebutuhan primer.
Artinya kehadirannya tidak lagi sekadar pelengkap, melainkan sudah menjadi penentu. Sebab hampir semua peralatan rumah tangga dewasa ini dimotori oleh listrik. Sehingga kalau penerapan giliran padam yang diterapkan PLN Selatpanjang 2:1 itu sama saja mengingatkan kembali tragedi krisis listrik yang terjadi sebelum Meranti mekar.
"Kita sangat berharap pengalaman pahit dulu itu tidak akan terulang kembali. Untuk itu kita berharap kepada pihak PLN untuk tidak membiarkan permasalahan PLN Selatpanjang tersebut berlarut-larut. Sebab jika masyarakat semakin kecewa, maka dampaknya sangat tidak baik. Dalam hal ini tentulah pihak PLN harus mampu mengatasi persoalan yang terjadi. Tidak hanya pasrah dengan keadaan, bagaimanapun pasti ada solusinya,”kata Ridwan lagi.
Asmardi Manager PT PLN Rayon Selatpanjang menjawab Haluan Riau mengatakan, pihaknya tetap berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi persoalan kekurangan daya yang terjadi saat ini.
"Mudah-mudahan apa yang dilakukan untuk memperbaiki mesin Pemda yang sedang rusak dan juga masa perbaikan mesin yang ada di Desa Gogok bisa segera dipulihkan. Sehingga pemadaman bergilir ini bisa segera ditiadakan,”kata dia.***