Terkesan Separuh Hati
BUNGARAYA (HR)- Pembangunan semenisasi Jalan Usaha Tani di Kampung Bungaraya dinilai kurang tepat dan separuh hati. Pasalnya, dalam pembangunan semenisasi dan base yang dilakukan masih banyak kekurangan dan terkesan dinas terkait kurang memperhitungkan terlebih dahulu.
Semenisasi atau base jalan usaha tani yang telah dikerjakan hanya separuh saja, sedangkan selebihnya masih dalam keadaan tanah. Pada saat musim hujan tiba, jalan tersebut becek dan licin. AKibatnya jalan susah dilewati dan petani tak bisa mengeluarkan hasil kebunnya.
"Kami sebagai petani Bungaraya merasa pembangunan semenisasi Jalan Usaha Tani baik yang diaspal atau base hanyalah sebagai proyek oknum dinas saja untuk mengeruk keuntungan pribadi. Pasalnya, kalau dilihat dari jalan Lintas Siak-Pakning, atau dilihat dari jalan poros Bungaraya-Kemuning muda, kelihatannya Jalan Usaha Tani di Kampung Bungaraya semuanya sudah diaspal, namun pada kenyataannya pembangunannya hanya separuh-separuh alias tidak tuntas. Para petani kecewa karena bangunan tersebut hanya nanggung saja," kata Iwan, Petani Bungaraya, Senin (30/11).
Senada juga diungkapkan Kepala Dusun III, Kampung Bungaraya Muiman. Dikatakannya pembangunan Jalan Usaha Tani di kampungnya membuat petani kecewa, karena pembangunan jalan tersebut tidak sekaligus diselesaikan, dan banyak yang dipenggal-penggal.
"Pembangunan semenisasi dan base di Jalan Usaha Tani di kampung ini terkesan tidak sepenuh hati. Pasalnya pembangunannya tidak dilakukan salah satu saja sampai tuntas, sehingga pembangunannya masih banyak yang kurang hingga 200 meter alias nanggung. Ketika musim hujan tiba, jalan yang belum diaspal hancur," ungkapnya.
"Kalau bisa ke depan pembangunan jalan usaha tani dilakukan sampai tuntas, jangan diecer-ecer yang ujung-ujungnya tidak selesai dan membuat masyarakat kecewa saja. Untuk itu kami berharap kepada Dinas terkait agar dapat memikirkan kembali letak pembangunan yang lebih diprioritaskan petani, karena selama ini pembangunan Jalan Usaha Tani yang dari anggaran APBN atau pusat tidak pernah dikoordinasikan terlebih dahulu dengan aparat desa, sehingga mana-mana saja yang lebih dibutuhkan tidak diutamakan," harapnya.
Sementara itu, Penghulu Kampung Bungaraya Farid Indra Wahyudi mengatakan, pembangunan semenisasi Jalan Usaha Tani selama ini menjadi pekerjaan rumah buat pemerintah dalam meningkatkan dan memudahkan para petani untuk mengeluarkan hasil kebunnya. Namun harapan petani belum juga terpenuhi karena pembangunannya hanya separuh-separuh. "Ke depan kami berharap kalaulah melakukan pembangunan jalan usaha tani, setidaknya 1 atau 2 tapi sampai tuntas. Bukan seperti ini, nampaknya dibangun secara merata tapi tidak tuntas," harapnya.
Sementara itu Kepala Dinas BMP Siak Irfing Kahar Arifin melalui Kepala UPTD BMP Bungaraya Isran mengatakan Jalan Usaha Tani yang sedang dibangun tersebut masih terus diusulkan untuk tahun depan. Program pembangunan Jalan Usaha Tani yang ada di Kecamatan Bungaraya selalu diusulkan untuk dibangun.
"Memang iya, Jalan Usaha Tani pembangunannya masih banyak yang kurang, artinya masih banyak lagi yang harus dilanjutkan pembangunannya. Untuk melanjutkan pembangunan itu kita terus mengusulkan ke Bappeda atau ke Pemda untuk bisa segera mungkin dibangun," ujarnya. Ketika ditanya, kenapa pembangunan Jalan Usaha Tani ini tidak dikerjakan satu-satu sampai tuntas, Isran menjawab itu karena permintaan petani atau kelompok.
"Kita inginnya pembangunan Jalan Usaha Tani dikerjakan satu-satu sampai selesai atau tuntas, tetapi karena kelompok tani yang dari kampung lain meminta di tempat mereka dibangun juga, maka kita bagi-bagi sehingga pembangunannya banyak yang belum selesai dan harus dilanjutkan kembali tahun yang akan datang," pungkasnya. (gin)