2.100 KK Terancam Kelaparan
BANGKINANG (HR)-Banjir disertai tanah longsor yang menghantam sejumlah desa di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, menimbulkan masalah baru. Sebanyak 2.100 kepala keluarga yang bermukim di beberapa desa yang tertimpa musibah, terancam mengalami kelaparan. Hal itu disebabkan desa yang mereka huni telah terisolasi akibat banjir dan longsor.
Berdasarkan data dari Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, seperti yang disampaikan Kepala Seksi Kedaruratan, Muhammad Nasir, Senin (30/11), banjir bandang dan longsor terjadi di tujuh desa di Kecamatan Kampar Kiri Hulu.
Yakni Desa Deras Tajak, Tanjung Karang, Batu Sasak, Lubuk Bigau, Kebun Tinggi, Pangkalan Kapas dan Tanjung Permai.
Seperti dirilis sebelumnya, banjir bandang dan longsor tersebut terjadi Minggu (29/11) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.
Akibat bencana itu, sebanyak 73 unit rumah terendam banjir, 4 unit rumah hanyut terseret banjir dan 1 unit jembatan zipur rusak berat.
Tak hanya itu, warga di tujuh desa itu juga terancam kelaparan, karena akses menuju desa mereka telah tertutup longsor. Mereka juga kesulitan menuju ibukota kecamatan dan ke Kota Payakumbuh, Provinsi Sumbar, karena jembatan rusak dan longsor yang tersebar di 21 titik.
"Camat dan para Kades memohon segera bantuan sembako dan perbaikan jalan longsor ini," ungkap Nasir.
Jalan Kaki Belasan Kilometer Akibat lumpuhnya transportasi di tujuh desa tersebut, masyarakat terpaksa harus berjalanan kaki jika ingin keluar dari desanya.
Salah seorang warga Desa Lubuk Bigau, Arika, kepada Haluan Riau mengakui dia harus berjalan kaki belasan kilometer dari desanya menuju Lipat Kain pada Senin (30/11). Tidak ada satu pun kendaraan yang bisa melintas di ruas jalan provinsi tersebut.
"Dari Lubuk Bigau ke Batu Sasak saja ada sekitar lima puluh titik longsor dan menimbun badan jalan," ungkap Arika.
Selain itu, di sepanjang perjalanan ada sembilan jembatan yang tak bisa digunakan.
"Dari Lubuk Bigau ke Batu Sasak ada satu jembatan yang rusak, kemudian ada jembatan besi di Batu Sasak patah. Jembatan beton di bawah Tanjung Karang tertimbun lumpur. Badan jalan rigid di Desa Deras Tajak sebelum Muara Seraya juga tertimbun longsor," ungkapnya lagi.
"Akses jalan memang lumpuh total. Honda (sepeda motor, red) saja tak bisa lewat. Dari Lubuk Biga ke Deras Tajak, kita harus jalan kaki sepanjang 22 kilometer," tambahnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Provinsi Riau Edwar Sanger, kepada Haluan Riau melalui ponselnya Senin (30/11) sore, mengaku sudah berkoordinasi dengan Kepala BPBD Kampar Irtarius, terkait adanya laporan bencana di Kampar Kiri Hulu tersebut.
Edwar mengaku dirinya juga mengaku menerima laporan langsung dari masyarakat di Kampar Kiri Hulu agar segera melakukan tindakan di Kampar Kiri Hulu.
Menurutnya, BPBD Riau siap untuk memberikan bantuan di Kampar namun hal itu sifatnya membantu upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Kampar, dalam hal ini BPBD Kampar dan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kampar.
"Kami sifatnya penguatan, apa saja yang menjadi kekurangan yang dilakukan Pemkab Kampar kami siap untuk membantu," ulasnya.
Mengenai lumpuhnya akses transportasi di jalan provinsi yang ada di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, menurut Edwar, lebih tepatnya hal itu ditindaklanjuti oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau.
Dia juga mengakui telah turun ke kecamatan tersebut pekan lalu karena peristiwa banjir dan kerusakan infrastruktur telah mulai pada pekan lalu. ***