Petani Karet Alami Kesulitan
KAYU ARA (HR)-Masyarakat Desa Kayu Ara Kecamatan Rangsang Pesisir, terutama para pekebun karet, akhir-akhir ini semakin dihadapkan pada pilihan sulit.
Belakangan harga jual getah di tingkat pengumpul sudah terjun bebas yakni sampai Rp3000/ Kg.
Selain harga yang jatuh tersebut, juga diperparah oleh musim penghujan yang hampir turun setiap pagi. Menghadapi permasalahan tersebut akhirnya, tidak jarang masyarakat desa tersebut terpaksa mencari nafkah keluarga ke luar desa.
Bahkan mereka terpaksa mencari kerja di negara tetangga, yang masuk secara sembunyi-sembunyi.
Menunggu situasi harga membaik tidak bisa dipastikan kapan hal itu terjadi. Sementara kebutuhan rumah tangga dan anak sekolah tetap tidak bisa ditunda.
Mau tidak mau kita harus keluar desa bahkan ke luar negeripun tidak bisa dihindari lagi,”ungkap Marwan, warga Desa Kayu Ara, kepada Haluan Riau Senin kemarin.
Marwan mengaku harga karet semakin lama semakin parah. Diperburuk lagi oleh musim penghujan yang terjadi belakangan ini. Sehingga kesulitan itu benar-benar dialami masyarakat yang hanya hidup dari hasil sadapan getah setiap harinya.
Kami berharap agar pemerintah bisa mencari sulusi dari persoalan ini. Sebab barangkali jika harga jual masih standar setidaknya masyarakat akan bisa terbantu.
Tapi dengan harga yang terjun bebas tersebut, sama saja mengancam masa depan keluarga,kata Marwan.
Apa yang disampaikan Marwan, dibenarkan oleh Kepala Desa Kayu Ara Rusli. Rusli mengatakan berharap haraga karet tersebut normal kembali. Kalau selama ini harga getah bisa berfluktuasi kadang sampai 10 ribu/ Kg. Namun belakangan ini jatuh menjadi Rp3 ribu sangat memukul perasaan para pekebun.(jos)