Rupiah dan Sentimen ECB Dongkrak Obligasi
JAKARTA (HR)- Laju pasar obligasi melanjutkan kenaikannya dalam sepekan terakhir. Katalisnya adalah penguatan rupiah, stimulus European Central Bank (ECB) dan bertahannya suku bunga rendah.
Reza Priyambada, kepala riset Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) mengatakan, laju pasar obligasi mampu melampaui estimasi dan masih melanjutkan kenaikannya. "Bahkan mampu melampaui kekhawatiran kami akan terjadinya pembalikan arah melemah," katanya, Minggu (25/1).
Sentimen dari menguatnya laju nilai tukar rupiah dibarengi dengan sentimen positif global dari rencana realisasi kucuran stimulus European Central Bank (ECB). "Begitu juga dengan bertahannya tingkat suku bunga rendah yang memberikan sentimen positif bagi laju pasar obligasi," ujarnya.
Pelaku pasar pun memanfaatkan sentimen positif tersebut untuk kembali melakukan aksi beli, terutama pada obligasi tenor panjang sehingga mengakibatkan menguatnya harga dan kenaikan yield yang lebih tinggi dari tenor lainnya."Pergerakan harga dan yield menunjukkan laju yang positif meskipun bergerak tidak beriringan," timpal dia.
Pergerakan yield secara mingguan kembali berbalik turun di hampir seluruh tenor. Kelompok tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan rata-data yield -32,43 bps; tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yield sekitar -44,31 bps; dan tenor panjang (8-30tahun) turut mengalami penurunan yield sekitar -49,45 bps.
Terlihat obligasi pemerintah seri benchmark FR0069 yang memiliki jatuh tempo 5 tahun mampu melanjutkan penguatanhingga 183,04 bps. Sementara dengan FR0070 yang memiliki jatuh tempo 10 tahun mengalami kenaikanharga 378,25 bps.(ilc/ara)