Percepat Pembangunan Sanitasi Permukiman
PEKANBARU (HR)-Wakil Walikota Pekanbaru Ayat Cahyadi, menghadiri City Sanitation Summit (CSS) XV, di Kota Padang, Sumatera Barat, sejak 18-20 November 2015. Kegiatan itu merupakan pertemuan kabupaten dan kota yang peduli terhadap sanitasi, atau dikenal dengan Aliansi Kabupaten dan Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI).
Kegiatan tersebut dibuka langsung Direktur Keuangan Daerah Kementerian dalam Negeri, Reydonnyzar, diikuti sebanyak 444 peserta dari seluruh Indonesia. Bertujuan untuk Pencapaian Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) tahap kedua dalam mewujudkan target 100 persen akses sanitasi di Indonesia pada tahun 2019 mendatang.
Berkenaan dengan hal itu, selaku orang nomor dua di Kota Pekanbaru, Ayat Cahyadi mengatakan kegiatan Akkopsi yang diikuti sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menata kota, khususnya Pekanbaru.
"Kami mengimbau kepada masyarakat Kota Pekanbaru agar senantiasa meningkatkan pola hidup sehat serta membiasakan untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. Karena akan berdampak terhadap kesehatan dan kelangsungan hidup masyarakat," katanya.
Usai menghadiri konfrensi City Sanitation Summit, Kamis,(19/11), Wawako juga menyempatkan diri untuk meninjau pembuatan pupuk organik kompos, di Bank Sampah Enviro, Universitas Andalas, Padang. Ia juga menyebut peninjauan yang dilakukan adalah untuk menyaksikan langsung mengenai cara mendaur ulang sampah menjadi tabungan yang bernilai ekonomis.
" Sistim pendauran ulang sampah ini sangat baik dilakukan, untuk menjadikan sampah menjadi tabungan bernilai ekonomis. Bank sampah ini juga perlu diupayakan dan diadakan dikota kita, mengingat sampah organik di Kota Pekanbaru cukup banyak. Sehingga sampah yang dibuang secara percuma, dapat dimanfaatkan dengan baik dan bernilai ekonomis," kata Ayat.
Ditambahkannya, masalah sampah adalah masalah besar yang sering dihadapi, baik dikota Pekanbaru maupun kota lainnya di Indonesia. Sampah kerap timbul dalam kehidupan sehari-hari, namun bila sampah diolah secara tepat, dengan teknologi yang tepat, sampah juga bisa menjadi bisnis bernilai ekonomis tinggi. Bila didukung dengan adanya peluang untuk memasarkan hasil dari daur ulang sampah tersebut.
Seperti diketahui, Bank Sampah Enviro Andalas, di kampus Unand Padang ini, didirikan pada tanggal 24 Desember 2015. Saat ini memiliki 1700 nasabah. Terdiri dari Dosen, Karyawan, Mahasiswa dan para Pedagang yang ada dilingkungan kampus, Bank sampah Enviro Andalas dapat mengubah sampah yang ada diruangan, seperti Kertas HVS, botolplastik, dan lainnya menjadi tabungan bernilai ekonomis.
Di Bank Sampah itu juga tersedia pupuk organik kompos dari pengolahan 100 persen sampah organik yang berasal dari sampah daun daunan, rumput- rumputan, dan kotoran sapi yang ada dilingkungan kampus. Pupuk tersebut dijual dengan harga relatif murah yakni Rp.20ribu perkarung, berat 10 Kilogram.(adv/humas)