Semak Dibiarkan Subur
RAMBAH (HR)-Obyek wisata air panas Suaman yang terletak di bawah kaki gunung Bonsu, pada awalnya sangat ramai dikunjungi masyarakat, baik warga lokal maupun luar daerah.
Air panas Suaman, memiliki panorama yang indah dan unik. Dikabarkan air ini mampu mengobati sakit kulit.
Namun objek wisata air panas Suaman, yang dulunya ramai dikunjungi dan sempat digadang-gadangkan menjadi salah satu obyek wisata alam terkenal di Kabupaten Rokan Hulu, kini mulai sepi pengunjung. Didugan sepinya pengunjung akibat kurangnya perhatian dinas terkait dalam melakukan pembangunan peningkatan kawasan dan sarana infrastruktur.
Ini terlihat di Minggu (15/11), jalan menuju obyek wisata Air Panas Suaman, Desa Pawan berlumpur dan sempit. Tidak itu saja, semak belukar yang tumbuh di pinggir jalan terkesan dibiarkan tumbuh subur, sehingga ruas jalan yang dulunya lebar sekarang mulai menyempit. Padahal pengunjung selalu dibebani biaya karcis dengan harga Rp5.000 sekali masuk.
“Hasil yang didapat dari penjualan karcis dibagi Pak. 40 persen untuk desa dan 40 persen lagi untuk Dinas Pariwisata. Sisa yang 20 persen lagi untuk si penjual karcis. Semua karcis yang dijual milik Dinas Pariwisata. Sejak beberapa tahun ini pengunjung kurang. Yang ramai paling hari Sabtu dan Minggu, dan itu pun hanya beberapa orang saja. Mengenai jalan rusak, kami tidak tau apakah sudah diusulkan atau tidak Pak,” ungkap salah seorang warga setempat yang meminta namanya tidak dipublikasikan.
Sementara itu Bahrum (40), warga Desa Pawan, yang ditemui di kawasan Air Panas Suaman, sangat mengharapkan adanya pembangunan di kawasan obyek wisata tersebut. Menurutnya dengan banyaknya pengunjung di obyek wisata tersebut akan berdampak terhadap peningkatan perekonomian masyarakat setempat.
Diakui Bahrum, kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tersebut sudah berlangsung lama dan hingga saat ini belum dilakukan perbaikan oleh Pemerintah. “Panjang jalan yang rusak ini kurang lebih 200 meter Pak. Keinginan kami diperbaiki, agar pengunjung dan masyarakat bisa lancar masuk ke air panasa Suaman. Karena kerusakan yang terjadi sudah berlangsung lama dan hingga saat ini belum diaspal,” bebernya.
Ditambakannya, jika Pemerintah melalui Dinas Pariwisata ingin meningkatan pembangunan jalan atau sarana prasarana lainnya di kawasan obyek wisata air panas Suaman tersebut, kata Bahrum, tidak menutup kemungkinan pengunjung akan “meledak” (ramai), dan ekonomi masyarakat juga ikut berkembang.
“Intinya Pak, kalau pengunjung ramai masyarakat di sini hidup,” tegasnya. (gus)