Inhu Pamerkan Tradisi Khatam Alquran Jelang Nikah
RENGAT(HR)-Salah satu momen yang bisa dimanfaatkan sebagai sosialisasi dan promosi daerah bagi Kabupaten Indragiri Hulu adalah MTQ tingkat Provinsi Riau. Di mana setiap pelaksanaan MTQ setiap kabupaten kota memiliki kesempatan membuat stan pameran sendiri dan ini dimanfaatkan Pemkab Inhu.
Stan tersebut berisi produk asli Indragiri Hulu, seperti makanan buatan tempatan, diantaranya dodol kedondong, dodol cempedak, keripik pisang, keripik bawang dan makanan rumah yang berasal dari produksi rumah tangga. Kepala Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMD PPT) Inhu Adri Respen, mengatakan instansi yang berperan serta dalam pelaksanaan stan Inhu pada MTQ Kabupaten Siak ini, diantaranya BPMD, Dinas Peternakan dan Perikanan, Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Koperasi, Dekranasda dan tim Penggerak PKK.
Dikatakan, untuk isi stan sendiri, berasal dari hasil tanaman rakyat dan juga Usaha Kecil Menengah (UKM).
“Ini untuk mempromosikan Indragiri Hulu serta sumber daya yang ada di dalamnya," ucapnya, Sabtu (14/11).
Selain itu kata Respen, juga diusung tema adat melayu Riau Indragiri dalam hal kebiasaan jelang dilaksanakan pernikahan, yakni khatam Al Quran bagi calon mempelai wanita di Indragiri Hulu. Menurutnya, adat ini dilakukan jelang pelaksanaan ijab kabul. Dimana seorang calon mempelai wanita harus bisa membaca Alquran dan mengkahtamkannya dihadapan keluarga, masyarakat dan biasanya tidak dihadiri calon pengantin pria.
Pada acara khataman tersebut disajikan berbagai jenis makanan asli melayu seperi tabak, bolu beghondam (berendam), kue rasyidah, anti rumah anti rasa, kue naga berarak, agar-agar semangka dan wajik manis. “Ini sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat melayu Indragiri Hulu, terutama mereka yang tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS). Kue-kue yang ada sebagai hidangan bagi para tamu yang hadir pada saat pembacaan Khatam Alquran tersebut," jelas Respen.
Ia berharap, di Bumi Indragiri Hulu, setiap adat dan kebiasaan terus dipertahankan sebagai khasanah bangsa yang ada di wilayah yang pernah mendapatkan julukan Bumi Sejuta Sungkai tersebut, dan untuk penampilan stan Inhu ini, agar masyarakat luas mengetahui satu persatu adat dan kebiasaan di negeri tersebut. (adv/humas)