Desak Bank Pakai PIN untuk Kartu Kredit
Jakarta (HR)-Sejumlah peritel besar di Amerika Serikat mendesak bank untuk menggunakan kode nomor identifikasi pribadi atau PIN, pada sistem cip kartu kredit sebagai langkah mencegah penipuan kartu kredit palsu. Sejumlah peritel besar AS yang mendesak hal itu antara lain Target dan Walmart.
"Kami percaya bahwa itu adalah bentuk paling aman dari pembayaran yang saat ini tersedia," kata juru bicara Target, Molly Snyder seperti dikutip dari Reuters.
Upaya ini ditentang oleh industri perbankan yang melihat tidak perlu berinvestasi lebih lanjut dalam teknologi PIN karena sudah digunakan pada kartu debit. Secara umum, bank-bank di AS tidak siap atau menolak usul tersebut.
Saat ini konsumen di AS telah diberikan kartu kredit dengan teknologi cip EMV sejak 1 Oktober 2015 untuk menekan upaya penipuan. EMV merupakan singkatan dari Europay, MasterCard, dan Visa.
Cip EMV mampu menggagalkan penjahat dunia maya yang memanfaatkan data curian untuk membuat kartu kredit palsu. Namun, saat ini hanya sekitar sepertiga dari peritel yang benar-benar memanfaatkan teknologi cip EMV ini, menurut perkiraan analis.
Bank mendukung penggunaan kartu kredit dengan verifikasi tanda tangan, meskipun pengguna cip dan PIN terbukti menekan angka penipuan di Eropa dan kawasan lain.
"PIN jelas merupakan suatu keharusan,” kata Lance James, kepala ilmuwan perusahaan riset teknologi Flashpoint.
PIN dinilai memberi manfaat untuk memerangi penipuan kartu kredit di AS yang dinilai diprediksi mencapai US$ 7 miliar.
Kendati demikian, juru bicara Electronic Payments Coalition Sam Fabens berpendapat, PIN tidak memiliki dampak berarti untuk aksi penipuan dengan kartu kredit.
Jika peritel hendak meningkatkan keamanan lebih tinggi dari PIN, mereka perlu memakai token dan enkripsi untuk mencegah pencurian nomor kartu kredit.
"PIN adalah elemen data statis yang tidak akan memiliki dampak berarti pada keseluruhan penipuan pembayaran,” kata Fabens.
Analis Avivah Litan dari Gartner menambahkan, investasi untuk PIN juga mahal karena bank harus mengeluarkan jutaan dollar dalam perbaikan jaringan untuk mendukung PIN. Masalah soal penerapan PIN di kartu kredit ini masih menyebabkan kebingungan, bahkan di antara para ahli.
Beberapa ahli mengatakan masih ada perusahaan ritel yang mengaku khawatir pemanfaatan PIN dapat mengakibatkan pelambatan pembayaran bahkan kehilangan penjualan lantaran konsumen lupa kode PIN. (cnn/mel)