Belum Ada Perubahan Jadwal Pemadaman
PEKANBARU (HR)-Meski curah hujan dalam empat hari terakhir sudah mulai turun, namun ketinggian air di Pembangkit Listrik Tenaga Air Koto Panjang, belum bisa menopang defisit listrik yang terjadi di Riau dengan kebutuhan lebih dari 500 MW setiap hari.
Sementara suplay daya yang tersedia hanya berjumlah 416 MW, artinya Riau masih defisit listrik pada siang hari 30-40 MW dan malam hari sebesar 70 MW.
Demikian diungkapkan oleh Manager SDM dan Umum PLN WRKR Riau, Dwi Suryo Abdullah kepada Haluan Riau, Jumat (30/10) di kantornya. Dijelaskannya, intensitas curah hujan
Belum
yang turun dalam beberapa hari masih berada di bawah level rawan, yakni naik 4 cm.
Kondisi ini masih jauh di bawah level normal, sementara untuk kelancaran operasional pembangkit perlu penambahan sebanyak 38 cm dari kebutuhan batas 80 meter. Diperkirakan apabila curah hujan turun selama 1 bulan, barulah defisit listrik bisa teratasi.
"Ketinggian air masih berada di bawah level rawan, walaupun Pekanbaru sudah masuk pada musim hujan. Tapi untuk menambah pasokan listrik, kita membutuhkan ketinggian air diatas 80 cm atau penambahan sebanyak 38 cm, jadi kalau hujan hanya beberapa hari belum bisa menambah kekurangan. Tapi jika intensitas hujan terjadi 1 bulan, diperkirakan suplay listrik bisa kembali normal,"ungkap Dwi.
Dijelaskan Dwi, beban listrik pada malam hari jauh lebih tinggi dibandingkan siang hari. Sementara untuk memenuhi
beban tersebut, telah dilakukan penambahan pasokan dari PLTA Singkarak dan Maninjau melalui PLTA Koto Panjang dan dari Sumut melalui PLTA Duri.
Namun hingga saat ini suplay masih belum bisa mencukupi, apalagi kebutuhan listrik pada malam hari dua kali lipat dibandingkan siang hari."Jadi untuk jadwal pemadaman yang dilakukan saat ini belum perubahan. Karena kita masih berharap akan ada tambahan dari ketinggian air, "tutur Dwi.
Dwi juga menambahkan, hingga saat ini keberadaan pembangkit PLTU Tenayan Raya masih belum bisa memberikan suplay. Karena saat ini masih dalam tahap pengujian dan belum bisa sepenuhnya operasional. "Kita berharap pada Maret mendatang PLTU tersebut sudah bisa memberikan andil terhadap kekurangan listrik saat ini, dan Riau tidak terjadi defisit listrik lagi," pungkasnya. (nie)