Belum Ada Solusi dari PLN
PEKANBARU (HR)-Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru menggelar hearing dengan PT PLN (Persero) Cabang Pekanbaru, Rabu (28/10). Dari hearing tersebut Komisi IV menyimpulkan belum ada solusi konkret dari PLN terkait kekurangan daya listrik yang berdampak kepada pemadaman listrik bergilir di Kota Pekanbaru.
Hal itu diungkapkan Ketua Komisi IV DPRD Pekanbaru Roni Amriel dalam memimpin hearing dengan PLN Cabang Pekanbaru, Rabu (28/10), di ruang Paripurna Gedung DPRD Pekanbaru.
Pertemuan pejabat PLN dengan Komisi IV DPRD Pekanbaru tersebut akhirnya tidak menghasilkan solusi konkret seperti yang diharapkan perwakilan rakyat tersebut.
Bahkan pada kesempatan tersebut, DPRD minta PLN segera memiliki inisiatif dan inovasi, seperti pengadaan genset atau membeli mesin diesel untuk cadangan saat pemadaman listrik. Tetapi keinginan yang disampaikan Komisi IV DPRD tersebut mentah. PLN tak bisa merealisasikan dan hanya menerangkan kondisi defisit yang terjadi saat ini.
"Kita akui apa yang kita persoalkan pada tahun 2009 lalu sama juga jawabannya dengan saat ini, artinya kita belum puas dengan hasil hearing dengan pihak PLN. Yang kita inginkan, tak lebih bagaimana pemadaman listrik tak ada lagi. Bahkan kita tanya sampai kapan kondisi ini, PLN belum bisa jawab. Kita tak mau tahu pemadaman harus berakhir di Pekanbaru,
Belum
"tegas Roni, usai hearing Rabu (28/10).
Sementara dari Komisi IV DPRD Pekanbaru dalam hearing yang dipimpin Ketua Komisi IV Roni Amriel juga hadir, Herwan Nasri, Zaidir Albaiza, Heri Setiawan, Ali Suseno, Puji Daryanto, Wan Agusti, Mulyadi dan Ruslan.
Rapat yang berlangsung alot tersebut diselingi sejumlah protes dari kalangan DPRD terhadap PLN, yang intinya memperjuangan keinginan masyarakat agar pemadaman listrik PLN dihentikan.
Alami Defisit
Dalam pertemuan tersebut, pada intinya Manejer PLN cabang Pekanbaru, Agustian, menanggapi jika keinginan masyarakat sesuai yang disampaikan Komisi IV DPRD Pekanbaru tersebut, akan terealisasi jika ada daya dari selatan 2x100.
Karena saat ini pertumbuhan daya yang dibutuhkan tidak bisa dihentikan. Bahkan PLN belum dapat menjamin apakah kondisi ini dapat berubah. Bahkan tahun depan pun PLN belum memiliki jaminan apakah kondisi yang terjadi saat akan terulang sama.
"Kami akan terus berupaya melakukan perbaikan dan berusaha untuk keluar dari kondisi-kondisi sesuai keluhan dari masyarakat.Begitu juga mengenai aturan yang diterapkan sesui aturan. Begitu juga tagihan yang dikeluhkan, dimana dalam kondisi ini ada sekitar 6 persen pendapatan PLN,"terang Agustian.
Pada intinya PLN mengaku berupaya agar keluar dari kondisi ini, salah satunya dengan masuknya pembangkit yang tengah on progres, dan perbaikan yang dimaksimalkan di sistem Sumatera maka tidak lagi terjadi pemadaman."Kondisi saat ini dimana pembangkit yang tengah beroperasi yang mengalami persoalan akan terus dibenahi," ujar Agustian.
Kemudian mengenai kompensasi ada lima indikator yang diberikan PLN, diantaranya masyarakat dapat kesempatan dalan progres PLN mengatasi kerugian."Ada lima indikator, dua kali gangguan, lamanya gangguan, terjadi kesalahan dalam perbaikan, dan inilah pengajuan PLN untuk masyarakat," kata Agustian.***