Empat Pleton Brimob Siaga di Dharmasraya
DHARMASRAYA (HR)-Kondisi Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, saat ini mulai berangsur membaik. Kondisi mencekam yang sempat mewarnai daerah itu pada Senin (26/10), saat ini sudah tidak tampak lagi. Namun untuk mengantisipasi adanya demo susulan, 4 pleton Brimob disiagakan di Dharmasraya.
Seperti diketahui, suasana mencekam sempat terjadi di kabupaten itu, pada Senin (26/10) malam
hingga Selasa (27/10) dini hari kemarin. Ribuan massa menggelar aksi anarkis. Mereka bahkan melempari rumah dinas Bupati Dharmasraya, dengan batu. Tidak hanya itu, aksi anarkis itu sempat membuat arus kendaraan di Jalan Lintas Barat jadi lumpuh untuk beberapa saat. Hal itu disebabkan massa membakar ban bekas yang membuat kendaraan kesulitan saat akan melintas.
Rusuh tersebut merupakan buntut dari penertiban penambangan emas ilegal yang marak terjadi di kabupaten yang masih berusia muda tersebut. Emosi massa tersulut, karena dalam penertiban penambangan ilegal yang dilakukan pemerintah daerah setempat dibantu TNI dan Kepolisian, menimbulkan korban jiwa dan satu orang mengalami luka bakar yang lumayan parah.
Hingga Selasa kemarin, korban Eko (33) yang mengalami luka bakar serius di muka, perut dan kaki, masih menjalani perawatan di RSUD Sungai Dareh.
Sedangkan korban tewas, Toni (22), sudah dibawa ke kampung halamannya di Solok.
Guna mengantisipasi terjadinya demontrasi susulan, empat pleton anggota Brimob Padangpanjang bersiaga di beberapa titik yang dianggap rawan.
“Kita sudah mengatur strategi dalam pengamanan. Satu pleton anggota Brimob di Rumah Dinas Penjabat Bupati, satu pleton di Kantor Bupati Dharmasraya, satu pleton di Polsek Pulau Punjung, dan 1 pleton di Polres Dharmasraya,” kata Danton Brimob Datasemen Pelopor Padangpanjang Ipda Andes Rianto, Selasa (27/10).
Dikatakan, sejauh ini, kondisi di empat titik penjagaan tersebut aman dan terkendali. Tidak ada tanda-tanda masyarakat akan melakukan demontrasi lagi.
Menurut Pj Bupati Dharmasraya Syafrizal Ucok yang didampingi Kapolres Dharmasraya AKBP Lalu Muhammad Iwan Mahardan, situasi di Dharmasraya saat ini sudah beranjak kondusif. “Masyarakat sudah kembali beaktivitas seperti biasa," ujarnya.
Sebelumnya, ribuan masyarakat Dharmasraya khususnya warga Nagari Koto Ampek Nan Dibauah, Kecamatan IX Koto, mendatangi rumah dinas Bupati Dharmasraya dengan membawa satu jenazah laki-laki bernama Toni (22), warga asal Solok yang berdomisili di Jorong Sungai Pinang, Nagari Ampek nan Dibauah.
Demontrasi saat itu dipicu razia gabungan yang dilakukan Pemkab, Polri, TNI, Pol PP, dalam memberantas penambangan emas ilegal di daerah itu, pada Senin siang kemarin. Dalam razia itu, petugas membakar lobang penggalian tambang pencari emas gerondongan. Selain itu, petugas juga membakar beberapa pondok tempat peristirahatan anggota penambang.
Tak lama usai razia digelar, Pemkab dan Kepolisian Dharmasraya mendapatkan informasi ada dua orang warga terjebak di dalam lobang gerondongan tempat pengambilan emas yang dibakar aparat. Keduanya adalah Toni dan Eko. Hal itulah yang kemudian terus membesar dan akhirnya berbuntut kepada kerusuhan.
Menurut Pj Bupati Dharmasraya, saat ini Eko masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungai Dareh. Keadaannya juga sudah berangsur membaik.
“Kita dapat informasi kedua korban terbakar dalam lobang, namun sebelum dan sesudah razia, kita terus melakukan komunikasi dengan pihak Kepolisian.
Ketika itu bisa dipastikan tidak ada satu pun orang di lokasi tempat kita menggelar razia tersebut. Mengapa setelah aparat dalam perjalanan hendak menuju tempat masing-masing, muncul informasi ada dua orang yang korban terbakar di dalam lubang tambang,”sebut Syafrizal.
“Dari hasil visum rumah sakit, pada tubuh korban meninggal dunia tidak ditemukan luka bakar. Kecuali pada alis mata korban ada sedikit yang terbakar,” tambahnya.
Terkait hal itu, Syafrizal menegaskan, Pemkab Dharmasraya akan bertanggung jawab terhadap kepada kedua korban. "Untuk korban meninggal, kita akan berikan santunan. Pihak keluarga sudah kita hubungi. Sedangkan korban yang masih dirawat akan kita obati sampai sembuh,” ujarnya lagi.
Kesepakatan Damai
Ditambahkan Syafrizal, pada malam terjadinya kerusuhan itu, sudah dilakukan kesepakatan perdamaian antara Pemkab Dharmasraya dengan tokoh masyarakat, ninik mamak, nagari setempat di rumah dinas Bupati Dharmasraya. Selain dirinya, pertemuan itu juga dihadiri Kapolres Dharmasraya AKBP Lalu Muhammad Iwan Mahardan dan Dandim 0310/SSD Letkol Inf Zusnan.
Dalam kesepakatan itu, dari pihak ninik mamak tokoh masyarakat Nagari Koto Nan Ampek Dibauah, meminta PETI PETI diperbolehkan. Namun Pemkab menjawab bahwa kegiatan itu merusak lingkungan dan mengakibatkan pencemaran air maupun udara, dan melanggar undang-undang yang berlaku di Negara RI. Karena itu, tetap akan dilakukan tindakan.
“Karena malam itu situasi kurang kondusif saat bermusyawarah kami dari pihak pemerintah menerima semua permintaan masyarakat. Namun kami tetap tidak memperbolehkan PETI berjalan. Kami juga menjelaskan dampak-dampak negatif dari pekerjaan PETI, ketika itu para tokoh, ninik mamak tersebut mengerti dari penjelasan kami,” ujar Pj Bupati.(h/mg-bdr)