Dewan Sorot Penanganan Korban Asap
BANGKINANG (HR)-Meski terkesan terlambat, akhirnya DPRD Kabupaten Kampar angkat bicara soal penanganan terhadap korban kabut asap di Kabupaten Kampar.Dewan menilai penanganan korban kabut asap tak serius.
Adalah Agus Candra, yang menjabat Sekretaris Komisi II DPRD Kampar dengan tegas menyampaikan, dia mengungkapkan Pemkab Kampar tidak serius dalam mendirikan posko penanganan korban kabut asap. "Malopen sosak tanyo orang ajo, lai ado posko lai," beber Agus dengan bahasa daerah Kampar, saat konfrensi pers, Senin (26/10).
Katanya, Pemkab mestinya harus memikirkan bagaimana evakuasi terhadap korban kabut asap jika sewaktu-waktu memerlukan evakuasi. Agus membeberkan, dari peninjauan ke lapangan, saat ini posko dan Puskesmas yang ada terkesan tidak siap dalam penanganan korban kabut asap.
"Ada di suatu Puskesmas oksigen yang stadby itu hanya satu. Lima oksigen lagi kosong begitu juga tabung kecil. Kalau korban asap nanti ada yang berjatuhan lima atau sepuluh orang kan akan sangat kewalahan," ungkap Agus. Pria yang juga politisi Golkar itu minta jangan ada masyarakat yang mengeluarkan uang jika harus dirujuk ke rumah sakit.
Dikatakan, dokter harus standby di posko bukan on call atau sewaktu-waktu diperlukan baru ditelepon.
Selanjutnya petugas kesehatan harus aktif turun ke tengah masyarakat karena bukan tidak mustahil telah banyak orang tua susah bernapas dan ini memerlukan evakuasi. Berkaitan dengan rumah singgah bagi korban kabut asap di Balai Bupati Kampar, Agus menilai fasilitasnya perlu ditambah. Untuk itu menurut Agus Pemkab Kampar perlu membentuk tim penanganan bencana dan sejauh ini belum ada tim ini.
Perusahaan
Di tempat yang sama, anggota Komisi IV DPRD Kampar Firman Wahyudi menyampaikan bahwa meski bencana kabut asap di Kabupaten Kampar telah berlangsung hampir tiga bulan tapi dia menilai sampai hari ini DPRD Kampar masih melihat keikutsertaan perusahaan hanya ada satu perusahaan yakni RAPP dalam penanggulangan permasalahan kabut asap yang mendirikan posko.
"Tapi perusahaan yang notabene lahannya di Kampar aktivitasnya melakukan pencegahan dan aksi sosial bersama pemerintah menangani kabut asap tidak ada," beber Firman.
Hal senada juga disampaikan anggota Komisi IV DPRD Kampar lainnya Diski. Menurutnya, sekarang ini di Kampar bukan lagi fokus pemadaman api karena saat ini banyak sekali anak kecil yang jatuh sakit, anak sekolah yang sering libur dan masyarakat terkena ISPA dan penyakit lainnya akibat kabut asap.
Sementara itu Ketua Komisi IV DPRD Kampar Syai'i berharap pihak Pemkab Kampar dan perusahaan memberi perhatian khusus kepada masyarakat yang terkena dampak kabut asap. "Ini bukan persoalan Kampar tapi nasional. Kami imbau perusahaan untuk memberikan baktinya kepada masyarakat bersama Pemda. Untuk bisa bersama, paling tidak meminimalisir," kata Syafi'i.***