Pesan Berantai Dinilai Menyesatkan
PEKANBARU (HR)-Masyarakat Riau sempat dihebohkan dengan pesan berantai lewat BBM atau media sosial facebook terkait polusi udara akibat asap. Dalam pesan itu disebutkan karbondioksida beracun akan melintas udara Riau. Namun pesan itu dibantah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemko Pekanbaru dan menegaskan pesan berantai itu menyesatkan.
Dalam pesan berantai disebutkan, udara beracun
tersebut akan melintasi udara Riau pada Jumat siang kemarin, mulai pukul 13.00 hingga 15.00 WIB. Karena itu seluruh masyarakat diminta untuk tetap berada di rumah. Si pengirim pesan juga meminta informasi itu disebarluaskan kepada seluruh masyarakat.
Menyikapi hal itu, Kepala Seksi Labor Udara Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pekanbaru, Syahrial mengatakan, pesan itu tidak perlu ditanggapi karena dinilai menyesatkan.
"Darimana tahu kalau udara beracun akan melintas pukul 13.00-15.00 WIB. Terus itu udara yang katanya beracun datang dari mana dan mau k emana? Perhitungan akan melintas saat jam itu apa?," ujarnya mempertanyakan.
Selain itu, pernyataan yang menyebutkan udara beracun dalam pesan berantai itu juga tidak memiliki analisis yang jelas. Karena itu masyarakat diminta tidak mudah percaya atas pesan tersebut.
"Kita sebagai lembaga yang menganalisis udara di Pekanbaru tidak pernah mengabarkan soal udara beracun itu," jelas Syahrial.
Terpisah, Kabiro Humas Setdaprov Riau, Darusman membantah keras pihaknya memiliki akun FB atas nama Pemprov Riau yang telah menyebarkan isu menyesatkan itu.
"Itu sangat menyesatkan sekali. Kita tidak tahu siapa di balik akun FB mengatasnamakan Pemprov Riau dan memajang foto logo Pemprov Riau," tegasnya.
Pihaknya kini terus menyelidiki terkait akun FB tersebut."Kita masih menelusuri masalah tersebut. Pemprov Riau tidak pernah mengumumkan soal udara beracun itu," tutup Darusman.
Tobat dan Salat Istisqa
Dari Jakarta, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyerukan umat muslim di Tanah Air untuk bertobat dan menggelar salat Istisqa agar hujan segera turun. Hal itu terkait masih berlanjutnya kekeringan serta kabut asap di Tanah Air.
Seruan itu disampaikan MUI melalui surat bertuliskan Tadzkirah bernomor TAD-468/MUI/X/2015. Seruan itu ditandatangani Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin dan Sekjen Anwar Abbas, 20 Oktober kemarin.
Selain itu, meminta segenap kaum muslimin melaksanakan salat Istisqa (salat minta hujan) dengan didahului puasa 3 hari, memperbanyak istighfar, perilaku sopan santun dan berkehidupan sederhana. Kaum Muslim juga diminta memohon doa dari para sholihin, sesuai yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabat.
Selain itu, MUI meminta pemerintah mengambil kebijakan tegas dan strategis yang berimplikasi pada penghentian atau setidaknya pengurangan dari berbagai dampak buruk kemarau panjang. Kebijakan itu antara lain menegakkan hukum yang menjerakan kepada setiap pelaku pembakaran dan pemilik lahan yang menyebabkan bencana asap. (bbs, dtc, ant, ral, sis)