Kabut Asap Mulai Kekuningan
BANGKINANG (HR)-Kabut asap yang menyelimuti wilayah Kabupaten Kampar, kemarin semakin tebal. Kondisi ini mengancam kesehatan masyarakat pasalnya asap mulai menunjukkan warna kekuningan.
Akibat kabut asap yang menebal membuat terbatasnya jarak pandang yang hanya berkisar di bawah 100 meter. Sementara itu, sejumlah masyarakat mulai memilih mengungsikan anggota keluarganya ke Sumbar yang kabarnya kondisi asap di sana tak separah di Kampar. "Insya Allah saya akan bawa keluarga saya ke Sumbar karena di sana kabarnya tak separah di Kampar," sebut salah seorang warga Azhar.
Kepala Badan Lingkungan Hidup(BLH) Kabupaten Kampar, Willem Tarigan menyebutkan bahwa saat ini Kampar tidak ditemukan titik api. Asap yang ada saat ini merupakan kiriman dari daerah lain. "Kita titik api tidak ada," katanya.
BLH tetap merekomendasikan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kampar untuk meliburkan siswa karena kabut asap masih berada level bahaya. Ditambah darurat asap hingga saat ini belum dicabut oleh Pemprov Riau.
Willem Tarigan menyebutkan, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kampar telah mencapai di atas 500 dan masuk kategori berbahaya sebelumnya hanyalah 300 lebih.
Data dari Dinas Kesehatan Kampar menyebutkan, hingga kemarin, jumlah penderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) di Kabupaten Kampar mencapai 3.976 orang. Selanjutnya yang terkena pneuomonia sebanyak 19 orang, asma 156 orang, iritasi kulit 288 orang, serta iritasi mata sebanyak 113 orang.
Tak Serius
Sementara di jalan raya terutama di ruas jalan nasional Riau-Sumbar pada umumnya mobil menghidupkan lampu kendaraannya. Begitu juga dengan kendaraan roda dua. Namun tidak semua warga yang menggunakan masker meski kabut asap tampak tebal dan baunya menyengat.
Asap tercium semakin tajam sehingga sangat mengganggu pernapasan. Banyak masyarakat mengungkapkan rasa kecewa terhadap pemerintah karena dinilai tak serius dan lamban dalam menangani kabut asap tahun ini. Masyarakat juga khawatir terhadap kondisi ini.
"Bahaya ini pak, bisa-bisa banyak yang mati karena asap ni. Semakin membahayakan lagi anak-anak kita," ujar salah seorang warga, Zulpen (39) kepada Haluan Riau di Salo, Rabu (21/10).***