Ekspedisi Ketiga untuk Wisata tanpa Asap
BATUSANGKAR (HR)–Ekspedisi ketiga berjalan kaki keliling Indonesia, Syafrizal kini mengusung tema wisata tanpa kabut asap.
Bila pada ekspedisi pertama pada 2012 lalu, dia berhasil bertemu Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara, Jakarta, maka kini dia bertekad menemui seluruh gubernur, bupati dan walikota yang wilayahnya terdampak kabut asap.
“Ekspedisi ketiga ini saya mulai dari kampung halaman di Muaro Sijunjung. Saya ingin mengkampanyekan wisata tanpa kabut asap. Sudah amat besar kerugian akibat ulah segelintir orang yang membakar hutan dan lahan tersebut,” ujar Syafrizal, Rabu (21/10), di sela-sela istirahatnya di Komplek Istano Basa Pagaruyuang.
Sesaat dia nampak terpana. Istano Basa Pagaruyuang yang ditatapnya dari jarak kurang dari 20 meter, terlihat kabur karena tersungkup asap yang cukup tebal. Realitas demikian membuat dia jadi sedih. Wisatawan mancanegara, tegasnya, pasti akan enggan berkunjung ke Sumatera Barat selama musim kabut asap ini.
Dua hari lalu, Syafrizal yang mengaku hanya petani biasa itu, bertolak dari kampung halamannya di Muaro Sijunjung. Dia sudah melewati nagari-nagari yang ada di Kabupaten Sijunjung, melanjutkan perjalanan ke nagari-nagari di kawasan Lintau, Padang Ganting, dan Tanjung Emas dalam wilayah Tanah Datar.
“Dari Batusangkar saya akan melanjutkan perjalanan menuju Bukittinggi, nanti akan terus ke Maninjau dan kota/kabupaten lainnya di Sumbar yang mengandalkan sektor pariwisata,” sebutnya.
Usai berkeliling Sumbar, dia akan melanjutkan perjalanan ke Sumatera Utara. Dari Medan, lelaki ini menyeberang ke Kepulauan Riau dan berlanjut ke Kalimantan dan Sulawesi. Setelah itu, jelasnya, perjalanan dilanjutkan menapak Bali, Jawa, dan kembali ke Muaro Sijunjung via Jakarta.
Pada ekspedisi jalan kaki pertama tahun 2012, lelaki berusia 45 tahun itu menghabiskan waktu tiga bulan untuk sampai kembali di Sijunjung. Rute yang dilaluinya adalah Dharmasraya, Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, dan Jakarta.
“Saya sempat diterima Presiden SBY. Responnya amat positif. Beliau juga mendukung agenda yang saya bawa, yakni mengkampanyekan pariwisata Sumbar dan daerah-daerah yang dilalui. Bapak SBY juga memberi kenang-kenangan dalam bentuk uang tunai,” sebutnya.
Sementara untuk ekspedisi kedua, dia lakukan pada awal 2015 yang memakan waktu lebih dari sebulan. Rute yang dilewati adalah Sijunjung, Sawahlunto, Tanah Datar, Bukittinggi, Padang Pariaman, Padang, Pesisir Selatan untuk kemudian memasuki Bengkulu. Dia berhasil menyisir Pantai Barat Sumatera hingga berakhir di Denpasar, Bali.
Untuk ekspedisi ketiga yang baru dimulainya awal pekan ini, Syafrizal memperkirakan akan menghabiskan waktu lebih dari tiga bulan. Selain karena berjalan kaki, dia juga bertekad akan menyisir seluruh kota dan kabupaten yang terkena kabut asap, terutama di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, dan Kepulauan Riau.
Dari Batam, sebutnya, dia akan menyeberang ke Kalimantan dan Sulawesi untuk menemui kepala daerah di seluruh provinsi, kota, dan kabupaten di kedua pulau besar Indonesia tersebut.(sin/rio)