Harus Dilengkapi Sertifikasi
PEKANBARU (HR)-Para profesional IT di perbankan harus memiliki sertifikasi terkait dengan Sistem Ketahanan dan Keamanan IT di Perbankan. Demikian dikatakan Irvandi Gustari selaku Dirut BRK pada Seminar Nasional di Yogyakarta, Senin (19/10) lalu.
Seminar nasional Ketahanan dan Keamanan Informasi di Era Cyber di Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogjakarta, Senin (19/10) lalu, sebagai keynotes speaker hadir, Luhut Pandjaitan (Menkopolhukam) yang diwakili Deputi VII Kemenko Polhukam RI Marsekal Muda TNI Agus R Barnas, Dirut Bank Riau Kepri Dr Irvandi Gustari, Asisten 2 Deputi VII Kemenko Polhukam Marsekal Pertama Ir Prakoso, Vice President IT Strategy & Governance PT Telkom Indonesia Tbk Alip Priyono, dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia Dr Edmon Makarim, pakar Cyber ITB Tri Aji Nugroho dan Dekan Program Studi Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta.
Ketergantungan masyarakat modern pada sistem komputer jaringan telah menciptakan kerentanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tanpa pernah di duga sebelumnya, setiap bangsa, lembaga, perusahaan dan bahkan individu berpotensi memperoleh ancaman cyberwar, cyber spionage, cyber tetorism dan cyber crime. Selain itu pengamanan informasi juga menjadi prioritas strategis dalam upaya mencegah kebocoran informasi data strategis.
Acara seminar nasional yang belangsung dengan penuh antusiasme dari hadirin yang hadir ini dibuka Dekan Fisip UPN "veteran" Yogyakarta Dr Lukmono Hadi MS mewakili Rektor UPN "Vetetan" Yogyakarta.
Pemerintah Indonesia saat ini menyadari betapa kompleksnya permasalahan di dunia cyber ini. Untuk itu Pemerintah Indonesia melalui Menko Polhukam berencana membentuk Desk Ketahanan dan Keamanan Informasi Cyber Nasional (DK2ICN) untuk mengatasi permasalahan di dunia cyber ini.
Pada kesempatan ini, Direktur Utama Bank Riau Kepri juga menjadi narasumber dan mengatakan, IT merupakan salah satu faktor pendukung dalam dunia perbankan.
"Di perbankan dari hal-hal yang kecil sudah menggunakan teknologi IT seperti absensi, aplikasi nasabah, pengarsipan bahkan sampaj ke sistem operasional banknya," ungkapnya.
Selanjutnya, orang nomor satu di Bank Riau Kepri ini juga menyampaikan, tidak ada satu pun data yang valid tentang kerugian perbankan karena ulah cyber crime ini bahkan baru beberapa bank papan atas saja yang peduli tentang IT security. Kemudian beliau menambahkan, saat ini belum ada sertifikasi profesi yang dikeluarkan regulator untuk para profesional IT di perbankan.
Pada penutupan seminar nasional ini Direktur Utama Bank Riau Kepri dan beberapa nara sumber lainnya menerima cindera mata dari Dekan Fisip UPN "Veteran" Yogyakarta sebagai apresiasi.(rls/mel)