Pj Bupati Gelar Rakor Bersama Pihak Terkait
SELATPANJANG (HR)-Mengantisipasi semakin meluasnya kebakaran dan upaya pemadaman lahan di Desa Bandul, Pj Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti H Edy Kusdarwanto langsung memanggil Camat Tasik Putri Puyu, dan menggelar Rakor bersama TNI/Polri dan perusahaan, bertempat di ruang Melati Kantor Bupati, Senin malam lalu.
Hadir dalam rapat tersebut, Wakapolres Meranti Kompol STP Manullang, Danramil Selatpanjang Bismi Tambunan, Danposal, Para Camat, pihak PT. RAPP, PT. SRL, PT. NSP, serta dari Dinas Kehutanan, Bagian Hukum Setdakab Meranti serta masyarakat setempat.
Dalam rapat yang berlangsung hingga tengah malam itu, Pj Bupati mengambil langkah cepat dengan membentuk tim terpadu penanggulangan dan pemadaman api di Desa Bandul yang hingga saat ini sudah membakar 300 Ha lahan.
Langkah ini diambil setelah upaya pemadaman yang dilakukan selama 3 bulan terakhir sejak Juli lalu oleh masyarakat peduli api yang dibantu perusahaan dengan peralatan yang serba terbatas belum membuahkan hasil, dan lahanpun masih terus terbakar.
"langkah pemadaman lahan ini sesuai infruksi Presiden yang meminta Bupati melaporkan terkait kondisi Karlahut di daerah dimana aparatur Sipil, TNI/Polri, diharapkan menjadi menjadi kekuatan inti pemadaman api," ujar Pj Bupati.
Tim ini terdiri dari Dinas Kehutanan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Meranti, Bagian Hukum, Camat, Serta TNI Polri dengan leading Sektor Dinas Kehutanan dan BLH.
Nantinya akan dilakukan upaya pemadaman dengan menurunkan personil dari Satgas Kabupaten sebanyak 20 orang yang terdiri dari Satpol PP dan Petugas Damkar, Polri 12 Personil, TNI 15 Personil, dibantu pihak Perusahaan PT.
RAPP. Selain peralatan juga menurunkan Tim Fire Guard 10 personil, PT. SRL 5 personil dengan total 68 personil. Tim ini akan menjadi kekuatan inti yang akan dibantu juga oleh masyarakat setempat secara swadaya.
Diharapkan dengan pembentukan tim terpadu upaya pemadaman dapat terkoordinasi sehingga lebih cepat dan maksimal. Dari keterangan Camat Tasik Putri Puyu, Fahrurozi, di hadapan Bupati mengakui upaya pemadaman api sangat sulit dilakukan karena keterbatasan alat dan sumber air.
Sejauh ini upaya pemadaman di kebun Sagu dan Karet terus dilakukan secara swadaya oleh masyarakat dibantu pihak perusahaan agar tidak semakin meluas hingga kepemukiman masyarakat. Namun hingga 3 bulan sudah berlangsung tapi belum membuahkan hasil maksimal karena jarak kebakaran dengan sumber air sangat jauh.
"Yang terdekat berjarak 1.700 meter dan yang terjauh mencapai 3,5 Km dari laut,"ujar Camat. Air laut menjadi sumber air walau sudah mencoba menggali tanah hingga kedalaman 3 meter, namun belum menemukan air.
"Satu-satunya upaya yang dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan pompa dengan selang sepanjang 3,5 Km atau kapasitas 100 gulung yang hanya dimiliki oleh perusahaan. Selain itu potensi kerusakan mesin pompa akibat air lautpun menjadi tinggi,”urai Fakrurozi.
Hal senada juga disampaikan pihak Dinas Kehutanan dengan keterbatasan alat dan kondisi air menjadi persoalan pelik pemadaman.
Untuk memaksimalkan upaya pemadaman Wakapolres Meranti Kompol STP Manulang yang didampingi Kasat Reskrim perlu dilakukan upaya dengan memberi penjelasan kepada masyarakat bahaya membuka lahan dengan melakukan pembakaran.
"Upaya ini sangat efektif seperti yang kami lakukan di Tj. Samak dan Rangsang dimana titik api sudah busa dikendalikan," ujarnya.Wakapolres meyakini kebakaran tidak mungkin terjadi jika tidak ada sebab.
"kesadaran masyarakat perlu dipacu karena kondisi geografis yang memerlukan mobilitas sangat tinggi dan peralatansangat minim, perlu disadari kebakaran tidak mungkin terjadi tanpa sebab, "jelasnya.
Sedangkan untuk tindakan tegas akan dilakukan oleh Polres kepada masyaraka dan pihak yang tetap melakukan praktek pengetaman kayu.
"Kami menemuian banyak praktek pengetaman kayu yang diikuti dengan pembakaran, jika tidak mau ditangkap segera hentikan," ujar Kasat Reskrim yang mengaku sudah mengantongi nama para pelaku itu.
Sementara Danramil Tebingtinggi Mayor Bisni Tambunan menyarankan pembuatan kolam-kolam air sesuai pengalaman pemadaman di lahan gambut di Desa Tj. Pranap Inhu, yang dinilai cukup efektif. (adv hms)