Pengembangan Pariwisata Terganjal Anggaran
Dumai (HR)- Pengembangan pariwisata di Kota Dumai terganjal oleh keterbatasan anggaran. Sehingga, pengembangan hanya stagnan tanpa adanya dinamika yang dapat menarik arus wisatawan.
Sesuai pantauan dari beberapa ikon wisata yang ada di Kota Dumai, hanya terdapat beberapa di antaranya yang mampu memberikan dan menyuguhkan keindahannya dan dapat dikunjungi oleh masyarakat Kota Dumai.
Pemerintah Kota (Pemko) Dumai melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Dumai mengatakan, dari 6 ikon Wisata Kota Dumai yang terdata, hanya dua lokasi atau ikon Wisata Kota Dumai yang berpotensi sebagai sumber penghasil Pendapatan Asli Daerah bagi Kota Dumai.
"Kedua tempat wisata yang berpotensi sebagai sumber penghasil Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Kota Dumai tersebut ialah Hutan Wisata Kecamatan Dumai Timur dan Pantai Marina Kecamatan Medang Kampai, sementara yang lain atau selebihnya untuk sementara tidak ada," kata Kadisbudparpora yang juga menjabat sebagai Asisten I Pemko Dumai, H Dermawan belum lama.
Diterangkannya, sejauh ini Hutan Wisata Kota Dumai di setiap tahunnya berhasil menghasilkan Rp 8,5 Juta PAD per tahun. Sementara, Pantai Marina telah lebih maju dalam menghasilkan PAD, yakni, mencapai Rp15 Juta per tahun.
"Khusus ikon wisata yang berpotensi atau memiliki potensi akan terus dilakukan pengembangan oleh Pemko Dumai. Seperti halnya Pantai Marina yang sebelumnya hanya dikelola oleh pemuda setempat, kini telah diambil alih oleh BUMD dengan catatan 60 : 40 persen alias 60 persen untuk Perusahaan dan 40 persen masuk ke Kas Daerah, dan pengembangan fasilitaspun terus dilakukan mengingat jumlah penggunjung meningkat," jelasnya.
Sementara, hutan wisata, pengembangan serta perbaikan fasilitaspun akan terus dilakukan. Meskipun dibanding Pantai Marina, Hutan Wisata dalam pengembangannya lebih banyak mengalami keterbatasan jumlah. Sementara ikon Wisata lainnya, hingga kini tak kunjung ada yang menghasilkan PAD.
"Hal tersebut seperti halnya Danau Bunga Tujuh yang sejak tiga tahun terakhir tidak lagi menghasilkan PAD, hal tersebut diakibatkan kondisi danau yang kering, sehingga penggunjung tidak lagi berminat. Atau jika sesuai pepatahnya, Danau Bunga Tujuh ibarat Hidup Segan Mati Tak Mau," terangnya.
Sementara, terkait ikon Wisata yang akhir-akhir ini juga banyak digandrungi masyarakat Kota Dumai yakni Hutan Bakau, diakui Dermawan ikom tersebut masih terganjal status tanah dengan PT. Pelindo I Cabang Kota Dumai.
"Namun kedepannya, Hutan Bakau tersebut akan diusahakan menjadi salah satu objek wisata yang dapat berpotensi sebagai penghasil PAD bagi daerah," tukasnya.(zul)