Jokowi: Tak Terpikir Minta Maaf kepada PKI
JAKARTA (HR)-Presiden Joko Widodo menegaskan, dirinya tidak akan meminta maaf kepada para keluarga anggota PKI yang terlibat dalam Gerakan 30 September 1965. Menurutnya, sama sekali tidak pernah terpikirkan untuk melakukan hal tersebut.
"Tidak ada pemikiran mengenai minta maaf, sampai detik ini tidak ada pemikiran ke arah itu," ujar Jokowi, usai mengikuti upacara Hari Kesaktian Pancasila, di Monumen Pancasila Lubang Buaya, Jakarta, Kamis (1/10).
Jokowi enggan berkomentar mengenai beredarnya pesan
Jokowi
singkat yang menyebut presiden akan meminta maaf kepada para keluarga PKI. Ia kembali menegaskan, kalau dirinya tidak pernah berpikir untuk meminta maaf.
"Sampai detik ini tidak ada pemikiran mengenai minta maaf. Tanyakan ke yang nyebar-nyebarin, jangan tanya ke saya," tegasnya.
Jokowi meminta jajarannya, khususnya pihak keamanan, baik itu dari unsur TNI maupun Polri, untuk tetap waspada dan menjaga keutuhan NKRI agar peristiwa seperti G30S tidak lagi terjadi di masa mendatang.
"Kita tetap harus waspada, jangan sampai ada kurang kewaspadaan sehingga peristiwa seperti, meski saya yakin tidak akan kejadian lagi, dan saya berharap peristiwa G30S PKI ini tidak akan terjadi lagi di bumi pertiwi kita," pungkas Jokowi.
Isu tentang rencana Presiden meminta maaf kepada keluarga PKI, sempat menghangat beberapa hari belakangan ini. Hal itu bermula dalam sebuah pesan berantai yang berisi sebuah pengumuman yang menyebut kalau Presiden Jokowi akan menghadiri acara reuni keluarga PKI dan Gerwani. Dalam acara tersebut, presiden juga disebut akan meminta maaf secara terbuka kepada para keluarga PKI.
Sebelumnya, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan, pihaknya telah meminta klarifisikasi dari Presiden Jokowi, terkait isu tersebut. "Kami juga meminta klarifikasi tentang isu apakah pemerintah akan meminta maaf terhadap PKI? Sama sekali tak ada agenda, bahkan terpikir pun tidak. Sehingga isu yang berkembang bahwa pemerintah akan meminta maaf, sudah diklarifkasi. Presiden tak akan melakukan itu apalagi sampai membuat permintaan maaf," ujarnya.
POlisi Sudah Tahu
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menegaskan, isu tersebut sengaja diembuskan oknum tertentu.
"Kepentingannya membuat resah, termasuk tentunya mendiskreditkan Presiden," ujarnya.
Menurut dia, polisi sudah mengetahui penyebar fitnah tersebut. "Aparat kepolisian sudah tahu orang yang menyebarkannya. Dalam keadaan seperti ini, kita harusnya bersatu, tapi malah membuat isu baru," ujarnya.
Pramono mengatakan Istana belum akan mengambil langkah hukum terhadap pelaku penyebar fitnah. Menurut dia, Istana hanya akan mengingatkan terlebih dulu. "Negara kita kan negara demokrasi, kita menghormati hukum. Kita tak ingin ada kesan Presiden selalu menggunakan kekuasaannya," tuturnya.
Pramono mengatakan Presiden juga sudah menerima laporan mengenai pelaku. Namun ia enggan menyebut siapa pelaku penyebar fitnah itu. (bbs, rol, lip6, dtc, ral, sis)