JH Asal Sumut Rekam Tragedi Crane Roboh
MEDAN (HR)-Jamaah Haji kelompok terbang (kloter) satu, Rakhmat Junaidi, yang baru tiba di Sumatera Utara, Selasa (29/9), bercerita tentang pengalamannya menyaksikan kejadian jatuhnya crane di Masjidil Haram beberapa waktu lalu.
Dia menceritakan, kejadiannya itu sore sebelum magrib, kebetulan ia datang dari hotel menuju Masjidil Haram, saat itu ada badai pasir yang datang dari belakang, ia pun sempat berlari menuju dalam Masjidil Haram untuk menghindari badai pasir.
"Tiba-tiba ada dentuman yang sangat keras, saya terkejut sekali waktu itu, karena cepatnya crane itu jatuh saya tidak melihat detik-detiknya. Tetapi saya melihat korban crane, berpecahan kepala korbannya," katanya di Asrama Haji, Selasa (29/9).
Saat itu, lanjutnya, ia sempat merekam kejadian tersebut dengan ponselnya. Namun karena banyak korban yang berdarah-darah, ia pun berhenti merekam kejadian crane yang mengakibatkan banyak korban tewas.
"Ada lemparan besi ke kepala korban hingga hancur, saya lihat otak yang hancur dan keluar," ucapnya dengan nada datar.
Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) kloter satu Prof Dr. Abdullah, ia tidak melihat secara langsung kejadian crane, melempar jumrah di Mina. Namun ia sempat mengigatkan pada jemaah haji untuk tetap tenang dan tidak panik, setelah kejadian.
"Saya tidak melihat secara langsung, karena kita melempar jumrah di Mina pada pukul 22.00 waktu setempat. Yang terpenting jemaah kita sehat-sehat, jemaah kita dari kloter satu ada 382 dari angkat tersebut 102 orang lansia dan 10 orang kondisinya yang tidak menentu dan 4 orang gunakan kursi roda, alhamdulillah mereka semua sehat sampai di sini. Meski ada satu orang yang sakit, namun sampai juga di Kota Medan ini," ujarnya.
Dia berharap, pada tahun depan transportasi diperbaiki karena mereka mengalami perjalanan yang cukup lama dari jadwal sebelumnya.
"Perjalanan yang biasanya delapan jam, ini sepuluh jam. Kan cukup melelahkan," ujarnya.(tbn/rio)