Air Parit Terkontaminasi Bakteri
TEMBILAHAN (HR)-Wabah muntaber yang melanda masyarakat Desa Tasik Raya, Kecamatan Batang Tuaka, yang merenggut dua nyawa warga beberapa hari lalu, berdasarkan hasil uji laboratorium Dinas Kesehatan berasal dari air parit yang terkontaminasi bakteri ecoli.
"Setelah dilakukan investigasi ternyata kuat diduganya berasal dari sumber air di desa, yang dimanfaatkan sehari-hari oleh masyarakatnya," ungkap Plt Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Saut Pakpahan, Selasa (15/9). Karena air parit di Desa Tasik Raya tersebut, dimanfaatkan masyarakat untuk Mandi Cuci Kakus (MCK) semenjak kemarau melanda.
Dengan kondisi wabah muntah berak (muntaber) yang melanda di desa tersebut, Diskes Inhil langsung membentuk tim dan mendirikan dua posko, guna meminimalisir penyakit yang merengut dua nyawa dan mengakibatkan 83 warga di desa tersebut harus mendapatkan perawatan rawat jalan. "Posko yang didirikan, ditempatkan di sekolah dan di puskesmas pembantu disana," sebutnya.
Saat ini kondisi masyarakat desa mulai membaik. Berdasarkan pantauan lapangan tak ada lagi masyarakat yang mendapatkan penanganan medis. "Tapi tim kami tetap melakukan swiping ke rumah warga untuk memastikan, apakah masih ada warga yang terserang wabah muntaber," jelasnya.
Guna melakukan pencegahan terjadinya lagi wabah ini, Diskes Inhil mengajak masyarakat bergotong royong bersama. Baik membersihkan lingkungan maupun memperbaiki sumber air. "Saya imbau, agar masyarakat tak lagi mengunakan air parit untuk MCK, karena itu akan sangat berbahaya bagi kondisi tubuh manusia," harapnya.
Ia juga mengingatkan, apabila ada masyarakat yang terserang penyakit yang disebabkan bakteri ecoli, secepatnya mendapatkan penanganan medis guna mengantisipasi hal fatal. "Bisa juga dengan meminum obat oralit atau dengan meminum larutan air dan garam," pungkasnya. (mg4)