Isak Tangis Iringi Salat Istisqa
PEKANBARU (HR)-Suasana haru yang diselingi dengan isak tangis memohon ampunan dan ridha Allah SWT, terlontar dari ratusan masyarakat Kota Pekanbaru,
saat melaksanakan salat istisqa (minta hujan, red) di Kantor Gubernur Riau, Selasa (15/9) pagi kemarin.
Sama dengan sebelumnya, salat istisqa kemarin digelar di tengah kepulan asap yang tetap saja menyelimuti Bumi Lancang Kuning.
Salat kemarin diikuti Plt Gubri Arsyadjuliandi Rachman, Danrem 031/WB Brigjen Nurendi dan Kapolda Riau Brigjen Pol Dolly Bambang Hermawan serta unsur pegawai hingga masyarakat umum.
Usai salat, seluruh jamaah berdoa dan menengadahkan tangan mengharapkan ridha Allah SWT untuk menurunkan hujan di wilayah Riau. Saat imam membacakan doa, suasana haru pun langsung menyeruak.
Entah dari mana asalnya, isak tangis pun menggema. Semua tak mampu menahan haru bercampur sedih.
Bahkan mata Plt Gubri Andi Rachman dan Danrem 031/WB Nurendi, tampak berkaca-kaca. Semua memohon kepada Allah SWT agar petaka kabut asap yang melanda Riau bisa berakhir dengan turunnya hujan.
Tetesan air mata dari ratusan jamaah itu bukanlah dibuat-buat, melainkan betul-betul datang dari hati nurani. Mereka sedih karena azab kabut asap seolah tak pernah hilang dari Bumi Lancang Kuning.
"Saya sedih, sudah bertahun-tahun menderita dan menerima azab dari Allah ini, kami memohon agar azab ini seger berakhir, hanya hujan dan angin yang bisa menghilangkannya dan ini tentunya hanya pertolongan dari Allah," ujar salah seorang jamaah.
Harapan yang sama juga datang dari Plt Gubri, Andi Rachman. Ia berharap, doa bersama itu dijabah Allah SWT dengan kembali menurunkan hujan.
Menurutnya, sejauh ini, segala upaya telah dilakukan pemerintah dan tim Satgas Karhutla. Menurutnya, dengan usaha yang sudah maksimal, maka sangat wajar jika memohon bantuan dari Sang Pencipta, dengan menjatuhkan hujan.
"Segala usaha sudah kita lakukan, dan titik api juga sudah berkurang. Kini hanya hujan dan angin yang bisa menghilangkan asap dari Riau melalui salat ini, dan memohon doa dari Yang Maha Kuasa," ujarnya.
Bertindak sebagai imam, Nazir Karim sedangkan khatib Dasman Yahya. Dalam kesempatan itu, Nazir mengajak seluruh umat untuk memohon ampun atau beristighfar.
Kaum Muslimin menyadari sepenuh ini merupakan musibah dan teguran. "Sehubungan dengan musibah kabut asap dan kemarau panjang saat ini, kami mengajak ummat untuk banyak beristighfar, puasa sunat, berdoa dan amal soleh lainnya," ujar Nazir Karim.
TNI Dikirim ke Riau
Sementara itu, pada Selasa kemarin, pemerintah pusat mengirimkan 1.250 personil TNI untuk membantu memadamkan api di wilayah Riau.
Untuk tahap pertama Selasa kemarin, mabes TNI mengirimkan sebanyak 1 SSY (Satuan Setingkat Batalyon).
Rencananya, pada hari ini kembali akan dikirimkan sebanyak 2 SSY. Pasukan ini terdiri dari dari Marinir, Paskhas dan Kostrad dari Batalyon Brigif 13 Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Total tentara yang dikerahkan 1.250 prajurit. Hari ini baru satu SSY. Sisanya besok," kata Danrem 031/WB Brigjen Nurendi, yang menyambut kedatangan prajurit.
"Untuk yang pertama ini akan kita kirimkan ke Pelalawan dan Kampar. Mereka akan diperbantukan untuk memadamkan api di wilayah yang masih ada apinya," terangnya lagi.
Sedangkan untuk pasukan yang akan datang hari ini, akan dibagi untuk Kabupaten Inhil, Inhu dan Siak.
Semua personil ini juga akan dibekali berupa peralatan untuk memadamkan api. Seperti alat portable berupa pompa air yang di gendong, gergaji mesin, perlengkapan personil dan alat-alat lainnya yang bisa membantu pemadaman api.
"Peralatan mereka juga lengkap didatangkan dari pusat. Termasuk persediaan makanan mereka berupa T2 makanan khusus bagi personil TNI jika berada di hutan. Jadi tidak memberatkan daerah untuk makan mereka," jelas jenderal bintang satu ini.
Sementara itu, Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Roesman Nurjahdin, Marsma Henri Alfiandri, menjelaskan pengiriman pasukan TNI ke Riau ini merupakan perintah dari Presiden dan dijawab Panglima TNI dengan mengirimkan pasukan ke Riau.
"Kalau perintahnya menurunkan pasukan, yah kita harus siap menerima dan bertugas untuk memadamkan api," tegas Danlanud.
Belum Normal
Dari pantauan lapangan, aktivitas di Bandara SSK II Pekanbaru, sejauh ini belum kembali normal. Meskipun pada Senin kemarin, hujan deras sempat mengguyur Kota Pekanbaru.
Pihak Bandara menyatakan, pada Selasa kemarin, hanya dua pesawat yang melakukan lepas landas.
"Dua pesawat itupun karena menginap dan merupakan pesawat terakhir yang mendarat Senin,(14/9), malam, karena tak sesuai jadwal," kata Tony Hendrik, Airport Duty Manager Bandara SSK II.
Tony menjelaskan dua pesawat itu adalah Lion Air JT 393, dan Garuda Indonesia, GA 177, yang keduanya bertujuan sama yakni kota Jakarta.
Meskipun jarak pandang sempat membaik pada pukul 05.00 WIB subuh tadi, kemudian terus menurun hingga menyentuh 500 meter, hingga pukul 10.00 WIB, pihaknya belum dapat informasi bahwa akan ada pesawat yang akan mendarat di Bandara SSK II.
Di tempat terpisah Syafril, Kepala Laboratorium udara Badan Lingkungan Hidup (BLH) kota Pekanbaru mengatakan, kondisi udara hingga saat ini masih berada pada level berbahaya.
"Udara saat ini mengandung kandungan Sulfur Dioksida (SO) barada pada posisi kosentrasi 51 Psi, Karbondioksida (CO2) berada pada posisi konsentrssi 90 Psi, Nitrogen dioksida (NO2) berada pada posisi konsentrasi 65 Psi dan kanduangan O3 posisi konsentrasi 182," jelas Syafril.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru, mendeteksi sekitar 67 titik panas berada di wilayah Sumatera, seperti Lampung dengan sembilan titik dan Sumatera Selatan, 58 titik panas.
"Untuk Riau sendiri, saat ini tidak terdeteksi adanya titik panas, namun yang lebih dominan titik panas berada di Kalimantan," kata Sugarin, Kepala BMKG Pekanbaru.
Sebagian kota di Riau, kata Sugarin masih berkabut asap, di antaranya Pekanbaru, Rengat, Dumai dan Pelalawan.
Untuk kota Pekanbaru jarak pandang sore ini sekitar 700 meter. Dumai 10 kilometer, Pelalawan 200 meter dan Inhu hanya 50 meter. Kualitas udara masih dilevel sangat tidak sehat hingga berbahaya.
41 Tersangka
Sejauh ini, Polda Riau telah mengamankan 41 tersangka pelaku Karhutla. Jumlah tersebut tercatat sejak Januari 2015 hingga saat ini, yang terdiri dari 37 Laporan Polisi (LP).
Menurut Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo, angka itu bertambah dari sebelumnya, yakni sebanyak 30 orang.
"Ada penambahan perkara karhutla dari Polres Rokan Hulu sebanyak 1 Laporan polisi dengan 5 orang tersangka, dan Polres Indragiri Hulu 2 Laporan Polisi dengan 3 orang tersangka," ujar Guntur.
Lebih lanjut Guntur menyebut kalau para pelaku yang baru diamankan tersebut setelah upaya tangkap tangan yang dilakukan Polres Rokan Hulu dan Polres Indragiri Hulu.
Dirincikan Guntur merincikan, dari 41 orang tersangka tersebut, diantaranya Polres Bengkalis menetapkan 3 orang tersangka, Polres Siak menetapkan 4 orang tersangka, Polres Indragiri Hulu ada 8 tersangka, Polres Indragiri Hilir tetapkan 4 tersangka, dan Polres Pelalawan tetapkan 7 tersangka.
"Sementara itu, Polres Rokan Hilir tetapkan 5 tersangka, Polres Kepulauan Meranti ada 1 tersangka, Polres Dumai 2 tersangka, Polres Kampar 2 tersangka, Polres Rokan Hulu dengan 5 tersangka," terang Guntur.
Dalam kesempatan tersebut, Guntur juga menerangkan kalau saat ini Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau masih mendalami kasus karlahut yang melibatkan pihak korporasi, yakni PT Langgam Inti Hibrindo (LIH) yang beroperasi di kabupaten Pelalawan. Dimana kasus tersebut sudah dalam proses penyidikan.
"Ada 3 perusahaan lagi di kabupaten Indragiri Hulu yang masih kita selidiki terkait kebakaran hutan dan lahan ini," tegas Guntur.
Dikatakan Guntur, untuk penyelesaian perkaranya, ada 13 kasus karhutla yang memasuki tahap penyidikan,
berkas perkara tahap I ada 2? kasus, dan berkas perkara yang dinyatakan sudah lengkap atau P21 sebanyak 21 kasus.
"Luasan lahan yang terbakar yang dapat diamankan pihak kepolisian, kurang lebih 975,8 Hektare, semuanya sudah padam dan dapat dipastikan tidak menimbulkan kabut asap lagi," pungkas Guntur. (nur, her, dod)