GGS Tuntut Keseriusan Pemerintah
SIAK (HR) - Pelajar di wilayah Kabupaten Siak sudah 3 minggu terganggu belajar di sekolah, karena kondisi kabut asap membahayakan kesehatan. Pelajar mengaku kecewa dengan pemerintah yang lamban dalam menangani kabut asap, penyakit yang rutin tiap tahun datang.
Sekitar 40 pelajar melakukan aksi Gerakan Melawan Asap, pelajar ini tergabung dalam Green Generation Siak (GGS) dan Forum Anak Kabupaten Siak, Senin (14/9), di Jalan Raja Kecik, Kecamatan Siak.
Ketua GGS, Toni Kurniawan yang juga koordinator aksi menyampaikan, kabut asap yang terus berlangsung sudah banyak mengorbankan pelajar. Mereka khawatir ketinggalan pelajaran dan kesehatannya terganggu. "Sesuai jadwal sebentar lagi meet semester, kalau kondisi seperti ini kami repot. Nanti masuk sekolah pasti banyak tugas untuk mengejar pelajaran," kata Toni Kurniawan.
Selain itu, puluhan pelajar ini menilai kebakaran dan kabut sudah mengganggu hewan, akibat ulah manusia yang hanya ingin meraup keuntungan lebih banyak, membakar lahan dan mengorbankan jutaan manusia dan binatang yang hidup di alam liar. "Kami dengar kabar gajah sudah keluar dari hutan ke pemukiman karena hutan terbakar," ungkap puluhan pelajar ini.
Mereka menuntut presiden RI dan kepala daerah yang dilanda kabut asap mengambil sikap tegas, menangkap pemilik lahan atau pihaak yang mengantongi izin pada lahan yang terbakar. "Tiap tahun terjadi, namun tidak ada nampak tindakan tegas. Kami kecewa dengan pemerintah, rela mengorbankan masyarakat dan terkesan membiarkan aktor yang mengakibatkan hutan terbakar," tegas Toni Kurniawan.
Lebih jauh, Toni Kurniawan sebagai pelajar mereka mengaku malu dengan negara tetangga, akibat kebakaran yang terjadi di negri ini negara Malaysia terpaksa menerima dampaknya. Kabut asap kini sudah sampai ke negri jiran, tahun lalu kabut juga sampai ke sana. "Kalau kita lihat pernyataan perdana Mentri Malaysia di TV, kelihatannya mereka marah," pungkas Tony Kurniawan. (lam)