Gawat, Karhutla Muncul Lagi
PEKANBARU (HR)-Kekhawatiran tentang bakal munculnya kebakaran hutan dan lahan di Riau menjelang masuknya musim kemarau, Februari mendatang, akhirnya benar-benar terbukti.
Saat ini, ada beberapa daerah yang mulai mengalami musibah tahunan, yang telah 17 tahun mendera Riau tersebut. Di antaranya Kabupaten Bengkalis dan Pelalawan.
Kondisi itu cukup mengenaskan. Apalagi, belum lama ini antisipasi munculnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau, sudah dibahas secara serius oleh Menteri Kehutanan RI bersama Plt Gubri Arsyadjuliandi Rachman.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, memprediksi musim kemarau mulai memasuki Riau pada Februari mendatang.
Terkait hal itu, Kapolda Riau, Brigjen Dolly Bambang Hermawan, mengaku telah menginstruksikan seluruh kapolres selalu waspada dan memantau wilayahnya masing-masing, terutama pada daerah yang dinilai rawan karhutla.
Dari Kabupaten Bengkalis, Kepala BPBD-Damkar Pemkab Bengkalis melalui Kabid Damkar, Suiswantoro, Minggu (18/1), membenarkan telah terjadinya karhutla di beberapa titik.
Ironisnya, kebakaran itu diduga kuat akibat adanya pembukaan lahan dengan cara membakar.
Dikatakan, saat ini sudah ditemukan ada tiga lokasi Karhutla di Kabupaten Bengkalis. Yakni di Kecamatan Bukit Batu, Siak Kecil dan Bantan. Beruntung, api di tiga titik tersebut sudah bisa dipadamkan.
"Kita menduga kebakaran di tiga tempat itu karena disengaja. Mereka tidak pernah belajar dari kasus sebelum-sebelumnya, sudah puluhan yang diamankan aparat karena membakar lahan,” ujar Suiswantoro.
Diterangkannya, Karhutla Bukit Batu terjadi 13 lalu. Api baru berhasil dipadamkan pada 15 Januari setelah regu pemadam BPBD-Damkar dibantu MPA, dan regu pemadam lainnya bertungkus lumus memadamkan api.
Sedangkan Sabtu lalu, Karhutla kembali terpantau di Desa Sadar Jaya, Kecamatan Siak Kecil. Lokasi yang terbakar adalah hutan semak belukar dan ada bekas tebangan tidak jauh dari lahan milik PT BBHA Sinar Mas Group.
“Setelah tim BPBD-Damkar turun dibantu RPK PT BBHA, kebakaran berhasi kita jinakkan. Di lokasi ini setidaknya ada dua hektare lahan yang terbakar,” terangnya.
Ia mengakui, saat ini sulit kemungkinan terjadi hujan, mengingat angin yang berhembus adalah angin utara. Kondisi udara juga cenderung panas menyengat. Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas pembakaran baik saat membersihkan lahan atau membuka lahan perkebunan baru.
Sebelumnya, pantauan satelit Terra dan Aqua dari BMKG Pekanbaru, pada Sabtu (17/1) juga memantau 33 titik panas di Sumatera. Dari jumlah itu, sebanyak 26 titik ditemukan berada di Riau. Titik api itu tersebar di beberapa kawasan, seperti Bengkalis dan Siak dengan masing-masing 1 hotspot, Kuansing 2 hotspot, Inhil dan Inhu masing-masing 6 hotspot. Titik api terbanyak ditemukan di Pelalawan sebanyak 10 titik.
Februari Awal Kemarau
Di tempat terpisah, Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin memprediksi, musim kemarau sudah akan memasuki Riau pada Februari ini. “Tipe ekuator Riau, pada Januari-Februari adalah musim menjelang kemarau. Jadi pada bulan februari nanti, Riau akan masuk musim kemarau. Saat ini, hujan juga sudah mulai jarang turun. Sehingga kondisi cenderung panas dan kering. Ini juga membuat potensi Karhutla juga sangat besar terjadi kalau tidak diantisipasi," ujarnya.
Dikatakan, dari data yang pada pihaknya menunjukkan, angin secara umum bertiup dari arah barat laut ke arah timur laut dengan kecepatan 5-27 per jam. “Cuaca di Riau pada umumnya cerah hingga berawan, potensi hujan ringan dan bersifat lokal pada sore atau malam hari terjadi di wilayah bagian selatan,” jelasnya.
Antisipasi
Terkait kondisi itu, Kapolda Riau Brigjen Dolly Bambang Hermawan, mengaku telah menginstruksikan seluruh Kapolres di Riau selalu waspada dan memantau wilayahnya masing-masing, terutama pada yang dinilai rawan Karhutla. "Antisipasi kita saat ini memang difokuskan untuk Karhutla," terangnya.
Hal itu mengingat dampak yang muncul akibat Karhutla bisa memberi negatif yang luas bagi masyarakat. "Karena dampak sosialnya luar biasa. Untuk itu, para Kapolres harus mengaktifkan kembali upaya yang sebelumnya sudah dilakukan," lanjutnya.
Adapun upaya yang dimaksud, lanjutnya, yakni dengan mengoptimalkan segala satuan dalam pendeteksian Karhutla.
Karena itu, seluruh kapolres diminta harus lebih waspada memantau wilayahnya. "Deteksi titik-titik yang dianggap rawan Karhutla, lakukan penanganan dengan cepat agar tidak meluas," instruksi Kapolda Riau.
Terpisah, Kapolres Bengkalis AKBP A Supriyadi mengingatkan Babinkamtibmas di jajaran Polsek harus lebih agresif dalam penanggulangan dan juga sosialisasi Karhutla.
"Ini salah satu upaya kita dalam persiapan menanggulangi Karhutla di wilayah Kabupaten Bengkalis. Sebab, dari beberapa hari terakhir, panas mulai menyengat lantaran tanah mayoritas gambut yang rentan api," ujarnya.
Di samping melakukan pendekatan dengan masyarakat dan perusahaan, menurut mantan Kapolres Pelalawan ini, pihaknya juga akan merangkul Pemkab Bengkalis serta TNI Kodim 0303 untuk saling bahu membahu untuk membantu mencegah dan mengatasi Karhutla. (man, dod, sar)