Masyarakat Diminta Tertib Bayar Listrik
SELATPANJANG (HR)- Manager PT PLN Rayon Selatpanjang Asmardi berharap adanya perubahan tradisi masyarakat Meranti yang membayar listrik setelah tiga bulan.
Tidak jarang pelanggan umum di Meranti baru membayar listrik saat hendak diputuskan. Akibatnya tentu saja ada riak-riak ketidaksetujuan atas aturan yang akan diterapkan PLN tersebut.
Sementara sesuai aturan, bagi pelanggan yang melebihi tunggakan selama 3 bulan harus diputus hubungan listriknya.
Tapi ketika hendak diputus itulah tentu saja ada ketidakrelaan dari pelanggan. Kadang harus melibatkan pihak lain yang terkesan seolah-olah pihak PLN yang bertangan besi.
Pada hal pelanggan sendiri tidak menyadari kalau kewajibannya tidak dilakukan sesuai aturan yang berlaku. Karena PLN sudah melaksanakan kewajibannya memberikan penerangan bagi warga.
Untuk itulah kita mengatakan, saatnya masyarakat tertib membayar tagihan PLN. Sebab biaya itu muncul karena pemakaian arus listrik tersebut. Marilah menyadari betapa beruntungnya kita, jika rumah tetap dalam posisi nyala listrik. Dan PLN bisa memberikan pelayanan tersebut juga mengeluarkan biaya.
Demikian diungkapkan Manager PT PLN Rayon Selatpanjang, Asmardi kepada Haluan Riau di Selatpanjang Jumat kemarin.
Dikatakan Asmardi, antara pelanggan dan PLN memang ibarat menjadi dua sisi mata uang berbeda. Tidak ada PLN kalau tidak ada pelanggan. Sebaliknya juga tidak ada pelanggan kalau tidak ada PLN. Dasar itulah, maka pihak PLN dalam program paska bayar ini pihak PLN telah lebih dulu menjalankan kewajibannya.
Kita kembali menuntut kewajiban dari masyarakat itu sendiri. Jangan sampai ada sanksi yang diberikan baru ujung-ujungnya tidak akan menyenangkan semua pihak.
Pemutusan hubungan memang menjadi salah satu jalan keluar untuk menyetop panjangnya tunggakan. Sebab jika tunggakan berkelanjutan, maka PLN akan semakin besar menanggung kerugian.
Jadi kita berharap tetap ada hubungan yang saling menguntungkan dan saling membutuhkan antara PLN sendiri dengan para pelanggannya,sebutnya lagi.
Di sisi lain lanjut Asmardi, masyarakat yang telah menikmati listrik selama 24 jam, harusnya bersyukur. Dengan bentuk bersykur itulah maka kewajibannya bisa ditunaikan sesuai tanggal yang ditetapkan.
Sebelum tanggal 20 setiap bulan, kita berharap ada kesadaran masyarakat untuk membayar rekening listriknya. Kalau mau ingin rendah pemakaian, silahkan gunakan listrik sehemat mungkin. Dan kalau setiap bulan tidak terlambat bayar listrik, maka dijamin tidak akan memberatkan ekonomi keluarga.
Tapi kalau ditumpuk dan ditunda hingga berbulan-bulan, selain pembayaran terasa berat, juga dengan ancaman pemutusan listrik.
“Dan ingat jika sempat diputuskan, maka untuk menyambung kembali terpaksa dengan perjanjian yang ekstra lebih tegas,’imbuh dia. (jos)